Home » » LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA di SMPN 1 BANDARLAMPUNG dan LABORATORIUM FISIKA di SMAN 13 BANDARLAMPUNG

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA di SMPN 1 BANDARLAMPUNG dan LABORATORIUM FISIKA di SMAN 13 BANDARLAMPUNG


LAPORAN OBSERVASI  PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA di SMPN 1 BANDARLAMPUNG dan LABORATORIUM FISIKA di SMAN 13 BANDARLAMPUNG
(Tugas Matakuliah Pengelolaan Laboratorium)







Oleh:
Muhammad Anshory (1113022034)











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013





KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan bahasa sederhana namun penuh manfaat, laporan ini berjudul “Observasi Pengelolaan Laboratorium IPA di SMPN 1 Bandarlampung dan Pengelolaan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium.

Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah laboratorium yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu pengetahuan alam yang menuntut adanya pembuktian antara teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya. Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium di SMP maupun SMA perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan  ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Bandar Lampung, 18 Desember  2013


Penulis























DAFTAR ISI

                                                                                                                                                         
                                                                                                                                     Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................  i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................  1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Observasi.................................................................................. 3
3.2 Subyek Observasi................................................................................. 5
3.3 Sumber Data......................................................................................... 3
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data..................................................... 5
IV. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan................................................................................. 3
4.2 Pembahasan.......................................................................................... 5
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 38
5.2 Saran..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN










I.     PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Tujuan Pendidikan Nasional adalah  untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan.  Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar.  Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.

Dikemukakan pada PP Nomor 19  Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang   proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat menemukan suatu konsep.
Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan  dengan baik. Sebagus  dan selengkap  apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah laboratorium di SMPN 1 Bandar Lampung dan SMAN 13 Bandarlampung sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal, maka dilakukan observasi ini.


B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari obsevasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.            Apakah laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung digunakan secara optimal ?
2.            Apakah kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan praktikum di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung?
3.            Bagaimana desain tata ruang dan pengolahan laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung?
4.            Bagaimana penggunaan alat dan bahan praktikum Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung?
5.            Bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung?
6.            Apakah kondisi laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal ?


C.     Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya observasi di SMA N 16 Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
1.            Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan laboratorium Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
2.            Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi untuk mengadakan praktikum di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
3.            Untuk mengetahui desain , tata ruang dan pengelolahan laboratorium Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
4.            Untuk mengetahui bagaimana penggunaan alat/bahan praktikum Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
5.            Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan dan perbaikan alat praktikum Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
6.            Untuk mengetahui kondisi laboratorium Fisika di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah sesuai dengan kriteria laboratorium ideal.
















II.    TINJAUAN PUSTAKA


Penanganan dan Penataan  Laboratorium atau yang lebih umum dikenal dengan manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola semua perangkat Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula.

Manajemen Laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.

Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.

Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan.

Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain :
1.      Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.
2.      Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya.
3.      Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.
4.      Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002).

Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA-Fisika yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1.      Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai.
2.      Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium.
3.      Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali
4.      Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.

Agar laboratorium khususnya laboratorium IPA dapat dimanfaatkan secara optomal, maka pengelolaan laboratorium harus menyangkut beberapa aspek sebagai berikut:
Perencanaan
Proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.

Penataan
Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.

Yang harus diketahui sebelum melakukan penatan: mengenali alat dan fungsinya, mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian, keperangkatan, nilai/harga alat, kualitas alat tersebut dan kelangkaannya, bahan dasar penyusun alat, bentuk dan ukuran alat serta bobot/berat alat.
Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah. Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus.
Pengadministrasian
Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Dalam  kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian  sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: mencegah kehilangan / penyalahgunaan, memudahkan  operasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi /overlapping  permintaan alat serta memudahkan pengecekan.
Pengamanan,Perawatan Dan Pengawasan
Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk menjalankannya. Untuk memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah terdapat berbagai personil yaitu: kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek bidang kurikulum, penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator laboratorium, dan laboran.
Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkat-perangkat apa yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan demikian manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya.
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat  (2) serta pasal 43 ayat (1) dan ayat (3). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
(Depdiknas.2002)

Agar laboratorium di sekolah dapat berperan, berfungsi, dan bermanfaat seperti itu, maka diperlukan sebuah sistem pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium Fisika di sekolah yang bersangkutan.

Dimensi pengelolaan laboratorium menurut Sutrisno (2010) terdiri dari: organisasi laboratorium, administrasi laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, administrasi peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium), dan keselamatan kerja di laboratorium.

Tenaga yang bertanggung jawab secara langsung dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah :
1.Kepala Sekolah
2.Kepala lab/koordinator lab
3.Pengelola lab (semua guru IPA dan laboran)

Deskripsi tugas kepala sekolah:
1.Memberi tugas kepala laboratorium/koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium.
2.Memberikan bimbingan, pengarahan, monitoring, dan evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium.
3.Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA.
4.Menyediakan dana untuk keperluan operasional laboratorium IPA.

Deskripsi tugas kepala/coordinator laboratorium:
1.Bertanggung jawab penuh atas kelengkapan administrasi laboratorium IPA.
2.Bertanggung jawab atas kelancaran penggunaan laboratorium IPA.
3.Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Deskripsi tugas pengelola laboratorium  (Guru dan laboran)
Bagi sekolah yang tidak memiliki tenaga laboran maka pekerjaan ini harus dikerjakan oleh guru:
1.Mengerjakan administrasi laboratorium.
2.Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang digunakan dalam   KBM IPA.
3.Bertanggung jawab atas kebersihan ruangan dan alat laboratorium.
4.Memperbaiki alat-alat yang rusak atau tidak berfungsi.
5.Membuat LKS.


Sebelum laboratorium dibangun, harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi, pada umumnya, bentuk, ukuran dan tata ruang di desain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan aktivitsnya.
Umumnya  laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar dan mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruanagan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktifitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran 100 m2 dapat digunakan oleh 40 orang siswa. Dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m2 untuk setiap mahasiswa.

Tata letak laboratorium

Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan untuk menghindari penyebaran  gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan lokasi sumber air. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan mempermudah tindakan lainnya.

Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama, dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruangan pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan  (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaanya tidak setiap saat. Selain ruangan tersebut, mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan administrasi/staf.

Penyimpanan alat-alat  di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gela stidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruangan persiapan. Contohnya apabila luas lantai 100 m2, 70-80 m2 digunakan sebagai ruang utama praktikum.

Suatu laboratorium yang perlu diingat adalah bahwa ruang-ruang penunjang laboratorium tersebut tidak mutlak harus ada atau tempat serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Supaya cahaya matahari langsung tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan laboratorium dan untuk mencegah masuknya air hujan, maka disekelilingnya laboratorium hendaknya diberi selokan yang luas lebih kurang 20% dari luas seluruh laboratorium.
 (Putu Nyeneng,2010)

Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1.Perencanaan
2.Penataan
3.Pengadministrasian
4.Pengamanan, perawatan, dan pengawasan.

Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengguna maupun pengelola. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan.

Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada:
1. Keadaan laboratorim yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan  keadaan alat dan bahan.
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan digapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.

Keadaan alat dan bahan berdasarkan keadaannya:
Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
Bahan atau zat tersebut dapat dikelompokkan pada jenis bahan (fasa,wujud zat,sifat asam basa dari zat), seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa sering bahan tersebut digunakan.

Langkah-langkah penyimpanan:
1.Bersihkan ruang dan penyimpanan alat dan bahan.
2.Periksa data ulang alat dan bahan yang ada.
3.Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan.
4.Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas laboratorium, keadaan alat dan bahan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat penyimpanan alat yaitu:
1.Bahan dasar pembuatan alat.
2.Bobot alat.
3.Kepekaan alat terhadap lingkungan.
4.Pengaruh alat yang lain.
5.Kepekaan perangkat alat dalam suatu set.

Pengadministrasian alat dan bahan berguna untuk memudahkan pengecekan, pengadaan, dan pertanggungjawaban, meliputi pengadministrasian alat dan laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan adalah nama, jumlah, ukuran, merk dan tempat penyimpanan, nomor kode/katalognya.

Perangkat pengadministrasian alat dan bahan:
1)      Buku inventaris.
2)      Kartu stock.
3)      Bendelan format permintaan/peminjaman.
4)      Kartu/buku daftar alat/bahan yang rusak.
5)      Kartu reparasi.

Perangkat pengadministrasian laboratorium meliputi:
1.      Jadwal kegiatan laboratorium.
2.      Program kerja laboratorium.
3.      Daftar alat atau bahan sesuai Lembar Kerja Siswa (LKS).
4.      Buku catatan harian kegiatan laboratorium.
5.      Daftar usulan pengadaan alat atau bahan laboratorium.

Perolehan alat atau bahan yaitu dengan cara dibeli sendiri atau instasi atau kiriman atau droping dari pemerintah, pemanfaatan alat/bahan bekas misalnya untuk electrode karbon atau seng dapat diambil dari bekas batu baterai atau mendaur ulang bahan bakar.

Penghematan pemakaian alata atau bahan yaitu misalnya dengan menggunakan sedikit mungkin zat, misalnya percobaan viskositas untuk volume yang sekecil mungkin (1L jangan 5 L). Penggunaan alat atau bahan sesuai keperluan, contoh menggunakan alat ukur listrik (jangan lebih dari 2).

Untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat dan bahan dipikirkan hal-hal berukut:
1.Percobaan apa yang dilakukan.
2.Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi yang jelas).
3.Apakah dana tersedia.
4.Prosedur pembelian.
5.Pelaksanaan pembelian.

Prosedur pengadaan alat dan bahan biasanya dimulai dengan  penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar pengususlan diperoleh dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasikan oleh penanggung jawab laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat berdasarkan program semester/ program kegiatan laboratorium atau berdasarkan analisis LKS. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi alat dan bahan, kemudian alat dan bahan disusun berdasarkan prioritas, artinya tentukan alat dan bahan yang terlebih dahulu yang akan digunakan. Daftar alat yang akan dibeli dipisahkan dari daftar bahan, daftar ini diserahkan oleh  penanggung jawab laboratorium kepada kepala sekolah.

Nilai atau harga alat ukur laboratorium harus diketahui oleh pengelola labortorium. Setidaknya dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan/lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka.

Disunting dari slide show oleh Sudrajat, dalam permendiknas RI No.24 tahun 2007 disebutkan bahwa komponen fasilitas laboratorium IPA meliputi:
1.Bangunan/ruang laboratorium
2.Perabot
3.Peralatan Pendidikan
4.Alat dan bahan percobaan
5.Media Pendidikan
6.Bahan habis pakai
7.Perlengkapan lainnya.
(Sudrajat-slige 12)

Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, dan atau segala fisik objek lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal. Pengelolaan laboratorium secara umum meliputi aspek:
1.      Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis, tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2.      Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan  alat dan bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik.
3.      Pengadministrasian laboratorium yaitu proses pencatatan fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis.
4.      Pengamanan, perawatan, dan pengawasan.
      (Rumbinah, 2008)

Pengadministrasian merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh  sarana dan prasaran serta  aktivitas laboratorium.  Dalam  kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian  sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan:
  Mencegah kehilangan / penyalahgunaan
  Memudahkan  operasional dan pemeliharaan
  Mencegah duplikasi /overlapping  permintaan alat
  Memudahkan pengecekan
 Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa.  Untuk keperluan administrasi diperlukan beberapa format yang terdiri atas:

Format A  : Data ruangan laboratorium
Format B1  : Kartu barang
Format B2  : Daftar barang
Format B3  : Daftar penerimaan/pengeluaran barang
Format B4  : Daftar usulan/permintaan barang
Format C1  : Kartu alatFormat C2  : Daftar alat
Format C3  : Daftar penerimaan/pengeluaran alat
Format C4  : Daftar usulan/permintaan alat
Format D1  : Kartu zat
Format D2  : Daftar zat
Format D3  : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
Format D4  : Daftar usulan/permintaan zat

Teknik administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan lebih mudah apabila menggunakan bantuan komputer.
1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan  yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas.Ruangan-ruangan tersebut harus  tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A.

2. Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium
Fasilitas umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini seperti:
o  Alat pemadam kebakaran
o  Perlengkapan P3K
o  Mebeler
o  Blower
o  Instalasi air
o  Instalasi listrik
o  Instalasi gas, dll.

Untuk mengadministrasikan fasilitas umum laboratorium digunakan 4 macam format, yaitu:
Format B1, B2, B3, dan B4. 
Format B1 disebut kartu barang.

Kartu ini digunakan di gudang maupun disetiap lab. Oleh karena itu sebaiknya untuk setiap barang sejenis nomor kartu di gudang harus sama dengan nomor kartu di setiap lab, dan kartu ini hanya digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad dari A sampai Z, untuk memberi nama awal dari suatu barang. barometer  dan  blower, kedua barang tersebut berawalan huruf B,  karena secara urutan alfabetis urutan kata barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk  barometer harus lebih rendah dari nomor  kartu  blower,  misalnya  barometer nomor 1 dan blower nomor 2. Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang,  golongan,  nama induk barang,  lokasi penyimpanan,  spesifikasi  (merek,  ukuran, pabrik, kode barang), mutasi barang, riwayat barang.

Golongan barang dimaksudkan apakah barang tersebut barang perkakas, barang optik, barang  elektronik, dsb. Kode barang biasanya sudah diberikan pabrik/katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku induk/daftar barang. Pada kolom mutasi,  jika barang diterima, hendaknya pada kolom keterangan diisikan sumber dana dan tahun pengadaan, sedangkan apabila barang tersebut dipindahkan  pada kolom keterangan dituliskan tempat terakhir yang dituju.  Di bagian setelahnya kartu barang memuat informasi tentang riwayat barang, yaitu keterangan  tentang pelaksanaan pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut.
Format B2 disebut daftar barang atau buku induk.

Daftar barang merupakan rekapitulasi dari B1  (kartu barang).  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam  pengisian atau pendistribusian daftar barang adalah nomor urut, nomor induk, kode barang, spesifikasi, dan jumlah barang  yang diisikan dalam format B2  (daftar barang).  Jangan sekali-kali menghilangkan nama barang pada B2 sekalipun jumlah persediaan yang tercantum pada B1 tidak ada, karena akan menyulitkan pelacakan barang tersebut pada masa mendatang. 

Fomat B3 disebut daftar penerima/pengeluaran barang.

 Format B3 bagi teknisi yang bekerja  di lab berfungsi sebagai alat penerimaan dari gudang atau pengeluaran pada lab lain.

Format B4  disebut juga format usulan barang.

Usulan barang dapat berupa  perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru. Mekanisme kerja pengusulan barang dilakukan  oleh  penanggung jawab lab berdasarkan kebutuhan yang diajukan  oleh para  guru  pembimbing praktikum. Alur selanjutnya penanggung jawab  lab melaporkan kepada kepala  sekolah.  Dalam pengusulan,  spesifikasi barang/alat/zat mempunyai fungsi yang sangat  penting,  karena apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan pengajuan/pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang tersebut.  Oleh karena itu untuk memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di gudang, atau sekolah harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan

4. Pengadministrasian alat dan zat
Alat yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan praktikum.
(Fisikaku.com)

                                      


III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan penting guna mendapatkan data yang obyektif, valid dan selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Pengertian Metode adalah cara yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang digunakan untuk mencapai tujuan (W.J.S Poerwodarminto 1987 :649).

Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah.

Dalam metodelogi telah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan penelitian mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna memperoleh suatu data. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu : “Baik buruknya suatu research sebagian tergantung dari pengumpulan data research ilmiah bermaksud memperoleh bahan – bahan yang relevan, aktual dan variabel, maka untuk memperoleh data seperti itu pekerjaan research menggunakan tehnik – tehnik, prosedur, alat – alat serta kegiatan yang diandilkan.

Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah – langkah sebagai berikut :

A.    Setting Observasi
1.      Waktu Observasi
Penelitian observasi di laboratorium SMPN 1 Bandarlampung telah dilaksanakan pada pukul 10.00-12.00  WIB pada tanggal 26 November 2013.
Penelitian observasi di laboratorium SMAN 13 Bandarlampung telah dilaksanakan pada pukul 10.00-12.00  WIB pada tanggal 05 Desember 2013.

2.         Tempat Observasi
Observasi Pengelolaan laboratorium ini dilaksanakan di Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung yang beralamat di : Jl. Mr. Gele Harun No. 30 Rawa Laut dan untuk
Observasi Pengelolaan laboratorium ini juga dilaksanakan di Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung yang beralamat di : Jl. Jl. Padat Karya Sinar Harapan Rajabasa Bandar Lampung.


B.     Subyek Observasi
Subyek observasi  ini adalah pengelola Laboratorium IPA SMAN 1 Bandarlampung dan pengelola Laboratorium fisika SMAN 13 Bandarlampung. Hal- hal yang akan menjadi titik perhatian adalah kelengkapan alat dan bahan  laboratorium, kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan laboratorium , kegiatan pengelolaan  perawatan dan perbaikan,  dan  pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium.

C.     Sumber Data
Berkaitan dengan subyek observasinya adalah Laboratorium IPA SMAN 1 Bandarlampung dan Laboratorium fisika SMAN 13 Bandarlampung, sumber datanya ialah kodisi laboratorium, kelengkapan alat dan bahan laboratorium, serta  kegiatan Laboratorium IPA SMAN 1 Bandarlampung dan Laboratorium fisika SMAN 13 Bandarlampung.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
1.    Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat  keadaan dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Observasi dilakukan ketika laboratorium tidak sedang digunakan . Observasi adalah instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu  indra penglihatan.

Observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti.

Adapun alat/ instrumen yang digunakan dalam observasi ini ialah :
1.      Lembar observasi
a.       Angket Observasi
b.      Tabel Daftar Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium
2.      Kamera
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  

                                                 






IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Berdasarkan observasi laboratorium Fisika yang telah dilakukan di Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung diperoleh data pengamatan sebagai berikut:
1.      Angket dan Lembar Observasi
Angket ini diisi langsung oleh pengelola laboratorium SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung.
2.      Tabel Inventaris
Tabel ini diisi oleh peneliti dalam rangka kegiatan observasi Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
A.    Fasilitas Utama Laboratorium
No
Daftar Pertanyaan
SMPN 1 Bdl
SMAN 13 Bdl
Ket
Skore
Ket
Skore
1
Meja demonstrasi: meja beserta kursi yang
digunakan untuk mendemontrasikan praktikum oleh guru. Dengan kondisi idealnya sebagai berikut :
Panjang (200 cm)
0
sesuai
1
2
Tabung Pemadam Kebakaran
sesuai
1
sesuai
1
3
Meja praktikum Siswa, dengan kondisi ideal
Lebar (70 cm)
0
sesuai
1
4
Lemari, sebagai tempat penyimpanan perabot laboratorium.
sesuai
1
sesuai
1
5
Laci meja, tempat untuk menyimpan alat – alat kecil
Tidak ada
0
Panjang hanya 30 cm
0
6
Bak cuci pada meja demonstrasi
sesuai
1
sesuai
1
7
Rak, tempat untuk menyimpan alat – alat dan bahan,
sesuai
1
sesuai
1
8
Papan tulis/white board
Sesuai
1
Sesuai
1
9
Pengatur suhu ruangan yang bekerja dengan baik
Sesuai
1
Sesuai
1
10
Instalasi Listrik
stop kontak tidak ada
0
sesuai
1
Skore
6
9
Skore Maksimum
10
10
Persentase
60 %
90 %

B.     Fasilitas Pendukung
No
Daftar Pertanyaan
SMPN 1 Bdl
SMAN 13 Bdl
Ket
Skore
Ket
Skore
1
 Di ruang laboratorium dilengkapi papan tulis yang baik/layak pakai dengan ukuran panjang 300 cm dan lebar 100 cm.
sesuai
1
sesuai
1
2
Di ruang laboratorium terdapat media LCD yang operasional atau dapat digunakan.
sesuai
1
sesuai
1
3
Alat pemadam kebakaran dan panduan pemakaian yang dapat digunakan atau operasional.
sesuai
1
sesuai
1
4
Jam dinding yang berfungsi dengan baik.
sesuai
1
sesuai
1
5
Peralatan PPPK yang lengkap (kasa, perban, betadine, hansaplas, silet, alcohol, kapas) dan layak pakai.
sesuai
1
sesuai
1
6
Peralatan kebersihan seperti sapu, serok, tempat sampah (organic dan anorganik), sula, dan alat pel dalam keadaan baik atau layak digunakan.
sesuai
1
sesuai
1
7
Soket listrik yang berfungsi dengan baik atau dapat digunakan.
sesuai
1
sesuai
1
Skore
10
10
Skore Maksimum
10
10
Persentase
100 %
100 %

C.     Standar Desain Laboratorium
No
Daftar Pertanyaan
SMPN 1 Bdl
SMAN 13 Bdl
Ket
Skore
Ket
Skore
1
Luas laboratorium Didalamnya termasuk ruangan persiapan dan gudang  ukuran       (100m2)
sesuai
1
sesuai
1
2
Terdapatnya ventilasi udara
sesuai
1
sesuai
1
3
Ruangan yang ada di laboratorium
Tidak ada ruangan gelap
0
Tidak ada ruangan timbangan
0
4
Ruangan praktikum ideal
sesuai
1
sesuai
1
5
Pada ruangan persiapan
Luas ruang persiapan hanya 12 m2
0
sesuai
1
6
Ruang penyimpanan (gudang)
Luas ruang penyimpanan  hanya (4x3 m)
0
sesuai
1
7
Ruangan timbang
sesuai
1
Tidak ada
0
8
Kebun sekolah dan rumah kaca
sesuai
1
sesuai
1
9
Penataan tempat sampah
sesuai
1
sesuai
1
Skore
6
7
Skore Maksimum
9
10
Persentase
67 %
78 %

D.    Pengadministrasian Laboratorium
No
Daftar Pertanyaan
SMPN 1 Bdl
SMAN 13 Bdl
Ket
Skore
Ket
Skore
1
Terdapat buku stok atau buku induk untuk inventaris alat praktikum yang disusun ke dalam tabel.
sesuai
1
sesuai
1
2
Terdapat kartu barang untuk inventaris bahan praktikum yang disusun ke dalam tabel.
sesuai
1
sesuai
1
3
Terdapat buku pembelian alat dan bahan  praktikum yang disusun ke dalam tabel.
sesuai
1
Tidak ada
0
4
Terdapat buku peminjaman  alat dan bahan  praktikum yang disusun ke dalam tabel.
sesuai
1
sesuai
1
5
Terdapat buku harian (log book) kegiatan laboratorium yang disusun kedalam tabel.
sesuai
1
sesuai
1
6
Ada formulir kontrol alat dan bahan laboratorium yang di susun ke dalam tabel.
sesuai
1
Tidak ada
0
7
Ada lembar penjadwalan penggunaan laboratorium disususn ke dalam tabel
sesuai
1
sesuai
1
8
Terdapat struktur organisasi laboratorium
sesuai
1
sesuai
1
9
Terdapat buku catatan kecelakaan yang pernah terjadi yang disusun ke dalam tabel
Tidak ada
0
Tidak ada
0
10
Terdapat daftar klasifikasi alat – alat di laboratorium yang di kelompokkan menurut jenis bahan pembuatan alat
Tidak ada
0
Tidak ada
0
11
Terdapat tata tertib laboratorium untuk siswa.
sesuai
1
sesuai
1
12
Terdapat tata tertib laboratorium untuk guru.
sesuai
1
sesuai
1
13
Terdapat tata tertib laboratorium untuk guru.
sesuai
1
Tidak ada
0
14
Terdapat buku absensi siswa
sesuai
1
sesuai
1
15
Terdapat buku absensi Guru
sesuai
1
sesuai
1
16
Terdapat buku absensi petugas LAB
sesuai
1
sesuai
1
Skore
14
11
Skore Maksimum
16
16
Persentase
87 %
68 %

E.     Penyimpanan dan Perawatan Alat
No
Daftar Pertanyaan
SMPN 1 Bdl
SMAN 13 Bdl
Ket
Skore
Ket
Skore
1
Alat dari bahan  kaca biasa diletakkan di tempat ruangan bersuhu dingin.
sesuai
1
sesuai
1
2

sesuai
1
sesuai
1
3
Alat yang terbuat dari besi :
a.       Tidak disimpan berdekatan dengan  zat  kimia
b.      Dicat agar tidak berkarat
sesuai
1
sesuai
1
4
Alat yang terbuat dari kaca dan plastik:
a.       Dicuci dengan sabun
b.      Yang sukar dibersihkan dengan sabun, dibersihkan dengan bahan  kimia yaitu merendam bagian alat yang kotor denganlarutan 100 gram kalium bikarbonal dicampur 100 gram asam sulfat pekat yang diencerkan dengan 1 liter air.
sesuai
1
sesuai
1
5
Sumbat  kaca dipasang dalam keadaan:
a.       Bersih
b.      Kering
c.       Disisipi kertas
sesuai
1
sesuai
1
6
Alat pipa kaca dan tabung kaca panjang diletakkan dalam  posisi tegak.
sesuai
1
sesuai
1
7
Penyimpanan alat-alat dari kaca ditempatkan dalam satu tempat.
dicampur
0
dicampur
0
8
Penyimpanan alat-alat dari kayu ditempatkan dalam satu tempat.
dicampur
0
dicampur
0
9
Alat-alat dari bahan sejenis :
a.       Cara penyimpananya ditumpuk  
b.      Alat yang paling bawah adalah alat yang paling berat kemudian disusul alat yang lebih ringan
sesuai
1
sesuai
1
10
Alat yang berat disimpan pada rak lemari paling bawah
sesuai
1
sesuai
1
11
Alat yang berat tidak disimpan pada lemari gantung
sesuai
1
Tdk sesui
0
12
Alat-alat berat disimpan dalam gudang
sesuai
1
campur
0
13
Alat berat yang termasuk alat ukur disimpan dalam lemari pada laboratorium.
sesuai
1
sesuai
1
14
Alat-alat yang lembab tidak disimpan dalam lemari.
sesuai
1
Disimpan di lemari
0
15
Alat-alat optik :
a.       Disimpan ditempat yang kering.
b.      Disimpan dilemari khusus.
c.       Ada lampu yang selalu menyala.
sesuai
1
sesuai
1
16
Debu pada lensa dibersihkan dengan brass blower.
sesuai
1
sesuai
1
17
Slide, filmstrip, dan film dibagian gambarnya tidak dipeganag dengan tangan.
sesuai
1
sesuai
1
18
Slide disimpan dalam kotak-kotak pada tiap frame (rangka) dan diberi eriketyang sesuai dengan isinya.
sesuai
1
sesuai
1
19
Zat-zat yang harus disimpan dalam  lemari asam :
a. asam asetat pekat
b. amoniak pekat
c. asam klorida pekat
d. indium kristal
sesuai
1
sesuai
1
20
Alat yanag terbuat dari bahan logam dipisahkan dari alat yang terbuat dari bahan kaca.
dicampur
0
sesuai
1
21
Setiap alat yang diset, alat-alat penyusunnya dipisahkan. Kemudian apabila mau dipakai disusun kembali.
Sesuai
1


22
Magnet tidak disimpan dekat alat-alat yang sensitif terhadap magnet seperti:
a. stopwatch
b. voltmeter
c. amperemeter
d. galvanometer
Sesuai
1
Sesuai
1
23
Penyimpanan alat dalam bentuk kit setelah dipakai disusun kembali pada tempat semula.
Sesuai
1
Sesuai
1
Skore
20
18
Skore Maksimum
23
23
Persentase
87 %
78 %

3.      Daftar Inventaris SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung
Daftar inventaris ini adalah daftar inventaris terakhir dari Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.

4.      Foto Hasil Observasi Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.

B.     Pembahasan

Observasi Laboratorium IPA dilakukan pada  pukul 10.00 - 12.00 WIB tanggal 26 November 2013 di Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Observasi Laboratorium Fisika dilakukan pada  pukul 10.00 - 12.00 WIB tanggal 05 Desember 2013 di Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung. Observasi dilakukan dengan panduan dari pihak laboran sekolah. Pemandu observasi ini juga dijadikan sebagai narasumber yaitu Bapak Ermasdi, S.Pd dan . prosedur observasi ini adalah dengan melakukan observasi langsung mengenai kelengkapa peralatan laboratorium, kelengkapan administrasi laboratorium, tata kelola laboratorium, kepengurusan laboratorium, kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan serta pelaksanaan seluruh keiatan laboratorium. Narasumber diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan oleh peneliti, selain itu juga peneliti melakukan observasi langsung mengenai kelengkapan alat laboratorium dengan mengisikan hasil observasi pada table daftar inventaris dengan panduan dari laboran.

Laboratorium Fisika SMPN 1 Bandarlampung menjadi satu dengan laboratorium biologi dan kimia. Namun tempat penyimpanan alat dan bahan laboratorium dibedakan sesuai dengan bidangnya. Luas laboratorium di SMPN 1 Bandarlampung yaitu 7,5 m x 12 m. laboratorium ini juga memiliki ruang penyimpanan yang berukuran 3m x 3m. selain itu, juga terdapat ruang pengelolaan  laboratorium yang berukuran  3 m x 3 m.. sedangkan luas ruang praktikum yaitu 10 m x 7,5 m. dalam laboratorium tersebut biasa digunakan oleh 40 siswa dalam suatu kegiatan praktikum.  Laboratorium cukup luas ketika digunakan untuk praktikum siswa. Luas laoratorium ini juga mampu menampung minimum satu rombongan belajar. Di dalam ruang laboratorium ini juga tersedia sumber air bersih. Ruang praktikum sudah ada fasilitas pencahayaan yang memadai. Jadi di Laboratorium SMPN 1 Bandarlampung ini hanya memiliki ruang praktikum, ruang  pengelolaan dan ruang penyimpanan tidak terdapat ruang persiapan.

Ruang praktikum laboratorium yaitu 10 m x 7,5 m. Di dalam ruang praktikum ini terdapat iinstalasi listrik yaitu saklar 1 buah dalam kondisi baik, stopkontak 1 dalam kondisibaik dan lampu 2 buah dalam kondisi buruk. Instalasi air juga tersedia dalam ruang praktikum. Instalasi air ini meliputi tempat cuci tangan 5 buah  3 buah dalam kondisi baik dan 2 buah dalam kondisi buruk dan juga terapat kran 5 buah , 3 dalam keadaan baik dan 2 buah dalam keadaan buruk. Dalam laboratorium ini tidak tersedia instalasi gas. Dalam laboratorium terdapat instalasi pembuangan sebanyak 5 buah , kelimanya dalam kondisi baik. Sedanngkan fasilitas mebeler yang ada dalam ruang praktikum yaitu kursi praktikum sebanyak 30 kursi 28 dalam kondisi baik dn 2 dalam kondisi buruk. Kursi praktikum ini berukuran panjang 50 cm, 40cm, dan 50 cm.Selain itu, meja praktikum yang tersedia ada 8 buah suanya dalam keadaan baik ukurnnaya yaitu panjang 2,5 m lebar 40 cm dan tinggi 1m. sedangka kursi demonstrasi terdapat 3 bauh semua dalam keadaan baik meja demonstrasi terdaat 1 buah yang ukurannya sama dengan meja praktikum. Letak meja demostrasi terebut terletak di bagian depan papan tulis. Papan tulis yang ada cukup memadai karena mampu dilihat dengan baik dari berbagai sudut ruang laboratorium tetapi meja demonstrasi yang tersdia tidak mampu dilihat dengan baik oleh praktikan karena ukurannya sama dengan meja praktikum. Selai itu juga konstrksi meja demostrasi yang tersedia tidak efektif untuk melakukan praktikum. Kursi praktikum yang ada sudah memenuhi standar karena mudah dipindahkan namun jumlahnya tidak memadai karena jumlah siswa yang biasa melakukan praktikum kurang lebih 40 siswa sedangkan kursi yang tersedia hannya 28 dengan keadaan baik dan dapat digunakan. Meja praktikum siswa sudah cukup kuat konstruksinya namun belum memadai untuk melakukan kegiatan praktikum secara berkelompok. Dalam laboratorium ini tidak terdapat LCD. Sedangkan ventilasi udara yang ada dalam laboratorium jendela yang berjumlah 20 buah, 18 buah dalam keadaan baik dan 2 buah dalam keadaan buruk, selain itu juga terdapat kipas angis sebanyak 2 buah dalam keadaan baik. Ada dua pintu yang terdapat dalam laboratorium ini yaitu pintu keluar dan pintu masuk. Fasilitas ruang praktikum ini kurang dilengkapi dengan kotak P3Kdan fasilitas pemadam kebakaran.

Ruang pengelolaan laboratorium yang tersedia di SMPN 1 Bandarlampung berukuran 3m x 3m. terdapat 1 pintu  untuk menuju ruang pengelolaan. Fasilitas yang ada dalam ruang pengelolaan laboratorium ini berupa instalasi listrik yaitu terdapat lampu dan saklar masing-masing berjumlah 1 buah. Untuk ventilasi udara terdapat 4 buah  jendela. Sedangkan fasilitas mebeler yang tersedia dalam ruangan ini yaitu kursi guru 1 buah, meja guru 1 buah, lemari aministrasi 1buah, dan loker penyimpnan 1 buah.

Ruang penyimpanan laboratorium SMPN 1 Bandarlampung terletak di dalam ruang pengelolaan. Terdapat 1 pintu untuk menuju ke ruang penyimpanan dari ruang pengelolaan. Ruang penyimpanan berukuran 3m x 3m.  ruang penyimpnan ini diguankan untuk menyimpan alat dan bahan prktikum. Dalam ruang penyimpanan ini terdapat 4 lemari penyimpanan dengan ukuran yang cukup besar. 1 lemari digunakan untuk menyimpan bahan kimia, 1 lemari diguanakanuntuk menyimpan alat praktikum biologi, 1 lemari digunakan untuk meyimpan peralatan praktikum fisika dan 1 lemari untuk menyimpan alat dan bahan yang terbuat dari kaca.  Jadi peralatan dan bahan laboratorium sudah disimpan terpisah dalam almari tersendiri. Almari yang digunakan untuk penyimpanan alat sudah cukup kuat dan aman  jika digunakan untuk menyimpan alat. Almari penyimpanan yang tersedia terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat. Almari penyimpanan yang ada tidak dapat dikunci. Selain itu almari penyimpanan alat dan bahan yang tersedia belum mampu menampung jumlah alat dan bahan praktikum, masih banyak alat dan bahan praktikum yang belum disimpan di dalam lemari karena lemari yang tersedia tidak cukup. Dalam penyimpanannya ,alat dan bahan disimpan dipisahkan berdasarkan bahan dasar pembuat alat seperti kelompok kaca dan logam. Selain itu juga, alat dan bahan sudah dipisahkan tersendiri misalnya bahan - bahan kimia yang bersifat asam yang mudah mempengaruhi logam

Kelengkapn alat dan bahan praktikum sudah cukup memadai, yaitu terdapat KIT Optika, listrik magnet, mekanika dan alat praktikum gelombang dan termodinamika. Selain perangkat KIT juga terdapat alat-alat praktikum lain. Dalam laboratorium ini tersedia mistar sebanyak 25 mistar semua dalam keadaan baik. Terdapat 6 buah jangka sorong, 2 buah neraca o’hauss, 4 buah stopwatch,  terdapat 32 termometer dalam berbagai jenis, yaitu termoeter air raksa, alcohol, dan terometer klinis. Terdapat 3 buah multimeter, 15 batang magnet,  1 buah garpu tala dan tersedia 15 dynamometer. Terdapat 7 buah katrol tetap, namun tidak tersedia sama sekali katrol bergerak. Dalam laboratorium tidak tersedia alat dan bahan praktikum untuk muai panjang.  Di lanoratorium ini terdapat 19pembakar spirtus, 20 kaki 3, dan 3 buah Lup atau kaca pembesar.

Dalam laboratorium yang diobservasi, terdapat 1 KIT listrik magnet,dalam KIT tersebut terdapt sejumlah komponen yang meliputi jepit buaya merah berjumlah 8 buah dalam keadaan baik semua, jepit buaya hitam 8 buah dalam keadaan baik semua, 3 papan rangkaian dalam keadaan baik, 2 buah pemegang lampu dalam kondisi baik, bola lampu 2 buh dalam kondisi baik, inti besi I 1 buah dalam kondisi baik, inti besi U 1 buah dalam kondisi baik, magnet batang 20 buah dalam kondisi baik , kompas  buh dlam kondisi baik, kawat konstanta 1buah dalam kondisi baik, diode IN4002 4 buh dalamkondisi baik semua, kawat nikro 1 buah dalam keadaan baik, kapasitor 1µF 1 buah dalam kondisi baik, kapasitor 470 µF 1 buah dalamkondisi baik, potensio 10 kΩ 1 buah dlamkondisi baik, potensio 50 kΩ dalam kondisi baik berjumlah1 buah, kumparan 500 lilitan 1 buah dalam kondisi baik, hambatantetap 47 Ω terdapat 1 buah dalam kondisi baik, hambatan tetap 100 Ω 1 buah dalam kondisi baik, LDR 1 buah dalam kondisi baik, Lampu neon 10 buah dalamkondisi baik serta kotak dan dudukan alat berjumlah dua buah dalam konisi baik. KIT listrik magnet yang tersedia dalam laboratorium ini bukanlah KIT lengkap karena terdapat beberpa alat yang hilang, yaitu penghubung jembatan, saklar satu kutup dan jepit teker.

Selanjutnya yaitu terdapat satu buah KIT gelombang dan termo dinamika dalam KIT tersebut hanya terdapat satu komponen yaitu kalori meter yang berjumlah tujuh buah diman empat buah dalam kondisi baik dan tiga buah dalam kondisi buruk. Beberapa komponen yang hilang dari KIT gelombang dan termodinamika yaitu tanki riak, pembangkit getaran, thermometer, kubus materi, tali nilon, pembakar spiritus(stainless 125 ml), katrol meja, bosshead, klem universal, gelas kimia 250 ml, batang gelas, beban bercelah dan penggantung 250 gr.

KIT ketiga yang kita amati adala KIT mekanika yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yaitu dasar statif yang berjumlah dua buah dalam kondisi baik, enam buah kaki statif dalam kondisi baik, delapan buah batang statif pendek dalam kondisi baik, tiga buah batang statif panjang dalam kondisi baik, satu buah neraca pegas 1,5 N dalam kondisi baik, satu bauh tali pada roda dalam kondisi baik, enam buah beban 50  gr ±0,5 gr dalam kondisi baik, dua buah neraca pegas 3 N dalam kondis baik, dua buah jangka sorong dalam kondisi baik, tiga buah jepit penahan dalam kondisi baik, satu buah bidang miring dalam kondisi biaik, tiga buah pegas sepiral dalam kondisi baik, satu balok gesekan dalam kondisi baik, dua buah stopwatch dalam kondisi baik, lima buah ticker timer dalam kondisi baik, satu bauah kereta dinamika dalam kondisi baik serta satu bauh balok bertingkat dalam kondisi baik. Komponen yang hilang meliputi balok pendukung, penyambung batang, penggaris logam, penunjuk pasang, beban pemberat 25 gr, katrol diameter 50 mm, steker, katrol diameter 100 mm, batang pengait, tuas, batang perangkai, pengetik waktu, dan kertas perangkat pengetik, serta dudukan.

Selanjutnya yaitu KIT optika yang meliputi beberapa komponen yaitu 3 buah prisma siku-siku dalam kondisi baik, enam buah layar putih dalam kondisi baik, tiga buah diafragma satu dan tiga celah dalam kondisi baik, tiga buah diafragma celah lebah dan lima celah dalam kondisi baik, tiga buah rumah lampu dalam kondisi baik, Sembilan buah pmegang slide dalam kondisi baik, tiga buah diafragma anak panah dalam kondisi baik, tiga buah diafragma celah tunggal dalam kondisi baik, tiga buah celah kisi difraksi dalam kondisi baik, sembilaan buah filter warna dalam kondisi baik, enam buah penyambung rel dalam kondis baik, enam buah kaki rel dalam kondisi baik, enam buah rel presisi dalam kondisi babik, tiga cermin cekung dengan f = +5 mm, tiga buah cermin cekung dengan f = +150 mm, tiga buah cermin cembung dengan f= -75 mm dalam kondisi baik, cermin cembung dengan f = -150 mm dalam kondisi baik, satu buah lensa dengan f = +50 mm dalam kondisi baik, tiga buah lensa dengan f = +100mm dalam kondisi baik, tiga buah lensa dengan  f = -100 mm dalam kondisi baik, tiga buah meja prisma dalam kondisi baik, Sembilan buah tumpakan berpenjepit dalam kondis baik, Sembilan bauh filter polarisasi dalam kondisi baik, tiga buah diafragma lingkaran tunggal dalam kondisi baik, Sembilan buah filter warna dalam kondisi baik. Selain itu terdapat beberapa komponen yang hilang yaitu kotak cahaya, pemgang kotak cahaya, model lensasetengah lingkaran, prisma trapesium, model lensa plan konfeks, model lensa plan konkaf, cakram optik berskala, cermin kombinasi, tangki plastik, prisma 10o, model bumi bulan, diafragma, lingkaran penghalang cahaya, prisma segitiga sama sisi, layar tembus cahaya, model slide, diafragma empat lingkaran, keeping penutup, slide polarisasi, lensa dengan f = +300 mm, lensa dengan f = -300 mm, ckram optik berporos, keeping warna, filter warna CMY, kaca pembesar, teleskop, mikroskop, dan kamera.

Dalam laboratorium ini terdapat struktur organisasi dan administrasi yang meliputi kepala laboratorium, tenaga laboratorium, jadwal kegiatan, laporan kegiatan, absensi kehadirn praktikan, absensi kehadiran guru, catatan penggunaan alat, dan 

Kelengkapan penyediaan dan penyiapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum meliputi meja persiapan yang kuat, stabil dan aman, identifikasi alat dan bahan, pengecekan alat,  kesiapan laboran menyiapkan bahan praktikum, dan kesiapan laboran menyiapkan bahan praktikum. Sedangkan yang tidak memenuhi yaitu ukuran meja persiapan, petunjuk penggunaan peralatan, penuntun kegiatan praktikum, dan kelengkapan pendukung praktium.

Ketersediaan keselamatan kerja laboratorium meliputi alat pemadam kebakaran, alat P3K, obat untuk luka luar, pemantauan keselamatan dalam penggunaan alat laboratorium, pemantauan bahan berbahaya dan beracun, kesehatan dan keselamatan diri, dan kondisi dan keamanan ruang laboratorium dalam kondisi baik. Sedangkan yang tidak tersedia adalah obat untk luka bakar dan tidak adanya prosedur untuk penanganan bahan berbahaya dan beracun.

Kebersihan ruang dan perabot laboratorium yang meliputi tersedanya tempat sampah, pembuangan limbah, pengecekan kebersihan sebelum praktikum, pengecekan setelah praktikum, dan kebersihan meja, dan kursi. Sedangkan yang tidak ada bak cuci dan ruang laboratorium dalam keadaan bersih.

Setelah dilakukan analisis data hasil observasi kita dapat membandingkan antara laboratorium SMPN 1 Bandarlampung dengan laboratorium ideal. Laboratorium adalah salah satu sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran fisika di sekolah. Laboratorium fisika diberbagai sekolah dapat berbeda-beda satu dengan yang lainnya, baik ditinjau dari aspek fasilitas fisik dan disain laboratoriumnya, maupun dari aspek-aspek lainnya seperti bahan-bahan dan alat-alat laboratoriumnya, aspek pengelolaan atau manajemennya maupun aspek kegiatannya. Perbedaan itu bisa terjadi karena kemampuan setiap sekolah berbeda-beda dalam hal mencari, menyediakan, mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya terutama sumber daya manusia dan sumber daya finansial ( keuangan) yang dibutuhkan dalam membangun laboratorium dengan segala fasilitasnya, pengadaan bahan-bahan dan alat-alat laboratorium, pengelolaan (manajement), laboratorium, dan perencanaan serta pelaksanaan kegiatan laboratorium.

Berdasarkan laboratorium ideal fasilitas ruangan laboratorium terdiri dari ruang praktikum, ruang guru (ruang pengelolaan), ruang persiapan, dan ruang penyimpanan. Berdasarkan observasi, ruangan yang tersedia di Laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung hanya tersedia 3 ruangan yaitu, ruang pengelolaan (guru), ruang praktikum dan ruang penyimpanan. Tidak terdapat ruang persiapan untuk kegiatan praktikum. Jika dilihat dari sisi fasilitas yang ada laboratorium yang ideal harus terdapat instalasi air, gas, listrik, dan limbah dan pemadam kebakaran sedangkan fasilitas yang ada di ruang praktikum SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung hanya terdapat instalasi air, instalasi listrik, instalasi limbah .Pada laboratorium yang diobservasi tidak terdapat pemadam kebakaran. Laboratorium ideal seharusnya terdapat papan tulis dan layar untuk OHP dan LCD namun di Laboratorium SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung tidak terdapat layar untuk OHP dan LCD yang mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan praktikum.  Selain itu idealnya suatu laboratorium seharusnya memiliki fasilitas mebeler yang berupa meja dan kursi praktikum untuk siswa, meja dan kursi demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas dan buku siswa serta lemari penyimpanan alat-alat praktikum. Sedangkan  di Laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung tidak tersedia loker penitipan tas. Meja praktikum yang dimiliki laboratorium belum sesuai dengan laboratorium yang ideal karena tinggi dari meja praktikum.

Dari segi kelengkapan peralatan laboratorium dapat ditinjau dari dua aspek umum yakni fasilitas laboratorium dan alat-alat laboratorium yang menunjang praktikum. Fasilitas laboratorium meliputi ukuran dan denah ruangan, berbagai fasilitas inslatalasi laboratorium seperti instalasi listrik, instalasi air, dan instalasi gas, serta berbagai fasilitas mebeler laboratorium. Apabila dilihat dari segi ukuran ruangan laboratorium ini dapat dikatakan sesuai dengan laboratorium ideal karena luas ruangan praktikum adalah 91 m2, apabila dibandingkan dengan luas laboratorium ideal maka dapat dikatakan sudah sesuai.

Dengan ruangan pada laboratorium ini, apabila dibandingkan dengan laboratorium ideal maka belum dikatakan sesuai, karean denah ruangannya tidak memenuhi persyaratan laboratorium ideal yang seharusnya laboratorium tersebut tidak hanya memiliki ruangan praktikum, tempat penyimpanan, dan ruang guru, melainkan harus memilik ruangan persiapan, wc, dan ruang gelap. Apablia dilihat dari susunan anatar ruang guru dan ruan persiapan maka ruangan tersebut belum sesuai.

Kemudain jika dilihat dari segi fasilitas instalasi seperti instalasi listrik, instalasi air, dan instalasi gas maka secara umum laboratorium ini sudah memiliki berbagai fasilitas tersebut, tetapi ada beberapa yang kondisinya tidak baik seperti lampu yang kondisinya rusak semua. Instalasi air terdapat lima buah tempat cuci dan kran tetapi masin-masing masing itu hanya tiga yang baik dan lainnya rusak. Terakhir adalah instalasi gas, laboratorium ini bleum memimiliki instalasi gas.

Kemudain jika dilihat dari segi kelengkapan mebelernya, laboratorium ini sudah cukup lengkap tetapi belum memiliki loker penitipan tas dan rak sepatu, serta lemari buku. Kemudian jika ditinjau dari  segi konstruksinya banyak fasilitas mebeler yang belum sesuai dengan standar pada laboratorium ideal. Misalnya meja demonstrasi guru memiliki ukuran panjang 250 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 100 cm, sedangkan ukuran standar seharusnya tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm, maka dapat dilihat bahwa meja ini tidak sesuai untuk tempat demonstrasi karena lebar meja ini belum sesuai dari standar karena ukuranya terlalu sempit. Kemudian meja percobaan pun memiliki ukuran yang sama dengan meja demonstrasi, maka dapat dikatakan belum sesuai dengan standarnya. Untuk kursi praktikum sudah sesuai karena memilik tinggi 50 cm dan lebar ataupun diameter 40 cm. Lemari yang terdapat dalam ruang penyimpanan pun ukurannya sudah sesuai tetapi jumlah lemari tidak mencukupi untuk menyimpan peralatan praktikum.

Alat-alat laboratorium yang melitputi berbagai macam KIT dan peralatan praktikum sudah cukup lengkap bila di klasifikasikan berdasarkan jenisnya, tetapi jika digunakan untuk praktikum jumlah KIT tidak mencukupi untuk praktikum, karena hanya terdapat tiga KIT optika, tiga KIT mekanika, dan satu KIT listrik dan magnet. Kemudan dari kelengkapan masing-masing KIT tersebut sebagian besar tidak lengkap. Sehingga belum bisa dikatakan sesuia dengan dengan standar laboratorium ideal.

Penyimpanan alat dan bahan praktikum yang ada pada ruangan penyimpana susunannya sudah sesai dengan dengan kaedah penyusuna alat dan bahan yakni diklasifikasikan berdasarkan bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat, usia pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan. Tetapi masih terdapat sedikit kelemahan dalam penyimpanan alat dan bahan praktikum hal ini disebabkan ruang penyimpanan yang tidak mencukupi intuk meyimpan peralatan tersebut. Sehingga ada beberapa peralatan yang tidak diletakkan pada lemari penyimpanan melainkan diletakkan dilantai, hal ini sangat berbaya bagi alat, karean sangat riskan kontak fisik dengan alat.

Tata kelola laboratorium adalah kegiata pengelolaan laboratorium yang diupayakan oleh pengelola laboratorium (laboran).  Pengelolaan Laboratorium yang ideal meliputi pemeliharaan kelancaran penggunaan laboratorium yang berupa jadwal yang jelas mngenai penggunaan laboratorium, tata tertib laboratorium yang dilaksanaka dengan tertib, serta laboratorium yang harus selalu dalam keadaaan siap pakai.

Selain itu, seharusnya dalam menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam laboratorium dapat dipisahkan menjadi dua macam yaitu yang langsung dapat diambil oleh siswa dan alat yang harus diminta pada petugas.  Tata kelola laboratorium ini belum sesuai dengan laboratorium standar, namun juga sudah ada beberapa unsure yang memenuhi sesuai standar. Pada laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung, belum ada tata tertib dalam laboratorium.

Dalam kegiatan pengelolaannya, laboratorium juga masih kurang sesuai dengan laboratorium fisika standar. Pemeliharaan alat dan bahan yang ada dalam laboratorium ini meliputi selalu menata kembali alat dan bahan setelah digunakan untuk kegiatan praktikum dan juga membersihkannya terlebih dahulu. Tetapi dalam laboratorium ini kelayakan peralatan laboratorium tidak selalu dipantau oleh pengelola laboratorium dan tidak ada laporan secara periodic mengenai kerukanalat dalam laboratorium ini. Pemeliharaan alatnya sudah cukup baik karena laboratorium ini mengadakan perbaikan untuk alat-alat rusak yang masih bisa diperbaiki, selain itu pengelola laboratorium selalu mencatat alat-alat yang digunakanuntukkegiatan praktikum maupun kegiatan lainnya. Serta selalu dilakukan pengecekan dan perawatan secara berkala terhadap alat-alat laboratorium. Jadi kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar.

Jika ditinjau dari segi kepengurusan laboratorium, tidak ada struktur organisasi laboratorium secar tertulis. Dalam laboratorium ini terdapat kepala laboratorium, tetapi tidak terdapat teknisi laboratorium dan terdapat tenaga laboratorium atau laboran. Pada  laboratorium ini tidak terdapat rencana pengelolaan laboratorium dan susunan rencana pengembangan laboratorium dan juga tidak terdapat Prosedur Operasi Standar (POS) kerja laboratorium. Dalam administrasinya laboratorium ini sudah menyusun jadwal kegiatan laboratorium dan susunan laporan kegiatan laboratorium. Tetapi belum ada rincian dan rumusan yang jelas mengenai tugas dan wewenang pengurus laboratorium,seperti kepala sekolah,kepala laboratorium dan pengurus-pengurus lainnya. Kepengurusan laboratoriumini bisa dikatakan belum sesuai dengan laboratorium standar karena tidak ada jadwal kerja tekhnisi dan laboran, kebutuhan bahan, peralatan, suku cadang laboratorium belu direncanakan dengan baik, tidak ada laporan kegiatan praktikum secara periodik, tidak ada kegiatan evaluasi program untuk perbaikan laboratorium, tidak ada buku yang mencatat kerusakan alat serta tidak ada buku laporan keseluruhan kegiatan  praktikum secara periodik.  Tetapi disisi administrasi memang sudah ada absensi kehadiran guru di ruang laboratorium sebagai kelengkapan administrasi, buku absensi kehadiran praktikan di ruang laboratorium dan buku tentang penggunaan alat. Namun hal-hal tersebut belum memenuhi pengadministrasian dan pengelolaan laboratorium standar,   karena ada beberapa hal yang belum dilakukan dan disediakan oleh laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung.
Jika ditinjau dari pengelolaan laboratorium dari sisi keselamatan kerja laboratorium sduah hampir mendekati laboratorium Fisika standar. Pada laboratorium ini tersedi alat pemadam kebakaran yang mudah dioperasikan. Tersedia pula peralatan PPPK dan juga dilaksanakan pengecekan masa habis kadaluwarsa obat-obat yang  ada di PPPK. Namun sayangnya belum tersedia obat untuk luka bakar tetapi sudah tersedia obat untuk luka luar. Tetapi kekurangan dari laboratorium ini , pada bahan berbahaya dan beracun tidak diterapkan prosedur tersendiri dalam penanganannya. Keselamatan dalam menggunakan peralatan laboratorium selalu dipantau oleh pihak laboratorium. Bahan berbahaya dan beracun juga selalu dipantau dan setiap individu di laboratorium diharuskan menjaga keselamatan lingkungan kerja.

Pengelolaan di sisi kebersihan ruang dan perabot laboratorium sudah cukup baik dan sesuai dengan standar. Pada laboratorium tersebut tersedia tempat sampah, namun bak cuci yang tersedia tidak ada yang dalam keadaan bersih. Limbah hasil praktikum dalam laboratorium tersebut sudahdapat teratasi dengan baik. Peralatan laboratorium sudah tertata rapi dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu namun ruang laboratorium tidak dalam keadaan bersih. Selalu dilakukan pengecekan kebersihan setelah dilakukan praktikum di laboratorium dan perabotan seperti meja dan kursi juga dalam keadaan bersih. Jadi bisa dikatakan dalam pengelolaan keberisah ruang laboratorium dan alat praktikum sudah cukup ideal walaupun masih bisa dimaksimalkan lagi.

Mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan laboratorium belum sesuai dengan laboratorim standar. Standarnya praktikum itu dilaksanakan minimal 1 minggu sekali tetapi kenyataannya di laboratorium SMPN 1 Bandarlampung ini tidakmelaksanakan praktikum secara rutin, bahkan berdasarkan responden tidak ada program semester laboratorium, jadi kegiatan praktikum siswa dilakukan dalam waktu yang tidak tentu, karena berdasarkan responden, responden menyatakan ada beberapa kegiatan praktikum yang hanya dilakukan demonstrasi di depan kelas oleh guru Fisika. Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dalamlaboratorium ini tidak terdapat buku panduan atau penuntun praktikum. Penggunaan laboratorium di sekolah ini sudah dilakukan kegiatan praktikum yang disesuaikan dengan jadwal penggunaan laboratorium yang ada. Karena sudah ada jadwal khusus yang mengharuskan ada kegiatan praktikum. Dalam pelaksanaan kegiatannya, laboratrium ini tidak melakukan kerja sama dengan sekolah lain dalam penggunaannya serta laboratorium ini tidak dimanfaatkan untuk penelitian melainkan hanya digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Laboratorium ini tidak memiliki jadwal kegiatan tidak rutin, melainkan hanya memiliki jadwal kegiatan rutin laboratorium. Jadi pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium fisika SMPN 1 Bandarlampung  ini belu sesuai dengan laboratorium standar.

Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum di laboratorium ini juga bisa dikatakan belum sesuai dengan laboratorium standar. Meskipun, sudah ada kegiatan laboratorium standar yang sesuai dengan laboratorium standar. Dalam kegiatan praktikum laboran yang menyiapkan bahan praktikum, laboran juga menyiapkan peralatan praktikum tetapi laboran tidak menyiapkan penuntun kegiatan praktikum serta laboran juga tidak menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum seperti lembar kerja, lembar rekam data dan lain-lain. Karena selayakna laboratorium yang ideal itu laboran atau tim guru fisika menyediakan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium dan buku penuntun praktikum.

Secara umum untuk di SMPN 1 Bandarlampung untuk fasilitas dan sarana prasarana belum dapat dikatakan laboratorium ideal namun untuk pengadministrasian dan pengelolaan sudah sangat ideal. Ini berkebalikan dengan SMAN 13 Bandarlampung, untuk di SMAN 13 Bandarlampung untuk fasilitas dan sarana prasarana sudah dapat dikatakan laboratorium ideal namun untuk pengadministrasian dan pengelolaan belum cukup dikatakan  ideal.

















V. PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil obsevasi serta pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Pengelolaan laboratorium laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung masih harus diperbaiki dan dilengkapi.
2.      Jika dilihat dari sisi kelengkapan alat, laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung masih perlu dimaksimalkan lagi, karena sebagian besar perangkat KIT merupakan KIT yang tidak lengkap. Jika dilihat dari sisi kelengkapan fasilitas juga, laboratorium ini laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung belum standar, karena belum ada ruang gelap. Untuk di laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah standar, lab fisika sudah ada sendiri dan tidak digabung dengan lab lain.
3.      Sedangkan  untuk kelengkapan administrasi , laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung sudah standar ideal. Namun untuk di laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung belum stndar karena tidak ada pengkodean pada alat-alat, tidak terdapat kartu alat, tidak ada kartu laboratorium jadi masih perlu ditingkatkan mengenai pengadministrasian laboratorium di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
4.      Tata kelola dan kepengurusan laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung juga masih perlu perbaikan dan peningkatan. Tidak ada struktur organisasi dan rincian tugas dan wewnang pengurus laboratorium secara jelas.
5.      Kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan sudah cukup ideal, karena alat dan bahan selalu disimpan dalam keadaan bersih, laboratorium juga mengadakan perbaikan jika alat-alat yang rusak masih bisa diperbaiki. Selain itu juga dalam menyimpan alat dan bahan sudah dikelombokkan berdasarkankriteria-kriteria tertentu seperti fungsi, bahan alat, berat alat dan pngaru alat/ bahan terhadap alat dan bahan lain.
6.      Pengetahuan pengelolaan laboratorium sangat penting dimiliki oleh setiap pengelola laboratorium khususnya Penanggung Jawab Laboratorium dan guru mata pelajaran sebagai pelaksana teknis kegiatan laboratorium agar laboratorium berfungsi sesuai standar dan terjaga keberlanjutan fungsinya.
7.      Secara umum dapat diketahui bahwa baik di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung terdapat kekurangan dan kelebihan, di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung terdapat kekurangann di Fasilitas, namun pengadministrasian sudah sangat baik, Sebaliknya di laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung Fasilitas lengkap namun pengadministrasian dan pengelolaan masih kurang. Jadi kekurangan dapat ditutupi dengan masing – masing steakholder yang terlibat dapat mempelajari manajemen laboratorium dengan lebih baik lagi dan dapat diterapkan sepenuhnya.

5.2  Saran
Didunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dalam manajemen laboratorium, ada kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dapat ditingkatkan lagi. Kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan masing – masing steakholder yang terlibat dapat mempelajari manajemen laboratorium dengan lebih baik lagi dan dapat diterapkan sepenuhnya.

Download lengkap versi world klik disini :  http://www.4shared.com/file/tysWrAFJba/SMT5-LAPORAN_OBSERVASI__PENGEL.html

5 comments

terimakasih contoh laporannya bro,
saya juga ingin membuat sebuah laporan, sangat membantu untuk beajar.

Halra

iya sama2 friend ,,,
:)
senang bisa berbagi ...
trimaksh atas kunjungannya ...

terimakasih bnyk ya mas atas postinganya yg brmnfaat ini...

daftar pustakanya ga ada kak??

© 2015. Information Center - Template by Creating Website Modified by Blog Si Ryan
Proudly powered by Blogger