Home » , » LAPORAN OBSERVASI LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM FISIKA di SMPN 10 BANDARLAMPUNG (Tugas Matakuliah Eksperiment Fisika Sekolah)

LAPORAN OBSERVASI LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM FISIKA di SMPN 10 BANDARLAMPUNG (Tugas Matakuliah Eksperiment Fisika Sekolah)

LAPORAN OBSERVASI  LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM FISIKA di SMPN 10 BANDARLAMPUNG
(Tugas Matakuliah Eksperiment Fisika Sekolah)







Oleh:
Muhammad Anshory (1113022034)










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan bahasa sederhana namun penuh manfaat, laporan ini berjudul “ Laporan Observasi  Lembar Kerja Siswa Praktikum Fisika Di Smapn 10 Bandarlampung” untuk memenuhi tugas mata kuliah Eksperiment Fisika Sekolah.

Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari, mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah kegiatan praktikum yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti membuktian antara teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya. Kegiatan praktikum merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan kegiatan praktikum di SMP maupun SMA perlu dikelola secara baik demi  kelancaran proses belajar mengajar yang bermakna.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan  ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



Bandar Lampung, 30 Desember  2013


Penulis























DAFTAR ISI

                                                                                                                                                         
                                                                                                                                     Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................     i
KATA PENGANTAR ...............................................................................    ii
DAFTAR ISI................................................................................................   iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................    1
B. Rumusan Masalah..................................................................................   2
C. Tujuan....................................................................................................    2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Observasi................................................................................... 13
B. Subyek Observasi................................................................................... 14
C. Sumber Data.......................................................................................... 14
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data...................................................... 14
IV. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan.................................................................................. 15
B. Pembahasan............................................................................................ 17
V. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 22
B. Saran...................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









I.  PENDAHULUAN




A.    Latar Belakang

Tujuan Pendidikan Nasional adalah  untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan.  Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. 

Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepadasiswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. Di dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen meliputi: tujuan, bahan pembelajaran, penilaian, metode dan alat. Keempat komponen tersebut menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam suatu proses belajar mengajar yang berlangsung. Komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain (interelasi).

Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. (2) Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. (3) Bahan ajar dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. (4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.

Bahan ajar atau media pembantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sering digunakan oleh guru-guru ialah Lembar Kerja Siswa atau LKS. LKS sering digunakan oleh guru karena tidak terlalu repot untuk membuatnya, dapat mudah disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan, telah berisi tugas-tugas atau latihan soal mengenai materi pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk mengikuti pembelajaran yang dilakukan, serta terdapat panduan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan khususnya pada saat pelaksanaan pratikum. Namun, dalam penyusunan Lembar Kerja Siswa tidaklah semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan keahlian untuk dapat membuat lembar kerja siswa yang dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Belum tentu guru yang telah mengajar bertahun-tahun dapat membuat lembar kerja siswa yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu dilakukanlah penelitian ini yang akan membandingkan lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru IPA kelas VII semester 1 di SMP N 10 Bandarlampung dengan yang kami buat.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini ialah:
Bagaimanakah Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru IPA kelas VII di SMP N 10 Bandarlampung?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:
Untuk mengetahui ada bagaimana Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru IPA kelas VII di SMP N 10 Bandarlampung khususnya kelas VII semester 1 serta membandingkannya dengan LKS yang kami buat.










II.    TINJAUAN PUSTAKA



Dalam dunia pendidikan terdapat banyak sumber belajar. Contohnya misalnya buku cetak, artikel, modul dan lain sebagainya. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.
LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru dan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar.

Dalam lembar kerja siswa (LKS) siswa akan mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan menggunakan LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses belajar mengajar. Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Tim Instruktur Pemantapan Kerja Guru (PKG) dalam Sudiati (2003 : 11), menyatakan secara tegas “salah satu cara membuat siswa aktif adalah dengan menggunakan LKS”.

Menurut Dhari dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.
(Dhari dan Hariono:1988)

Menurut Soekamto Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran-lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang perlu dikuasai. Sedangkan menurut Akhyar dan Mustain LKS adalah materi ajar yang  sudah  dikenal  sedemikian  rupa  sehingga  siswa  diharapkan  dapat mempelajari materi ajar tersebut.
(Lismawati, 2010: 38).

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya.
(Depdiknas; 2004;18)

Lembar Kerja Siswa (LKS), dalam kamus besar Bahasa Indonesia,LKS merupakan kependekan dari “Lembar kegiatan siswa”, yang mempunyai arti bagian pokok dari modul yang berisi tujuan umum dari topik-topik yang dibahas. Lembar kegiatan siswa(student work sheet ) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu sarana yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang terdiri dari tugas-tugas dari guru dan dilengkapi dengan instruksi dari guru untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan benar. Selain tugas-tugas terdapat pula latihan-latihan soal yang terkait dengan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan oleh guru sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dari pembelajaran yang dilakukan.
Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.       Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.
  1. Membantu siswa  mengembangkan konsep.
  2. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses.
  3. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.
  4. Membantu siswa dalam memperoleh informasi tentang konsep yang dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis.
  5. Membantu siswa dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran
(Achmadi:1996: hal 35)
Kegunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
a.       Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa.
  1. Membantu variasi belajar.
  2. Membangkitkan minat siswa.
  3. Meningkatkan retensi belajar mengajar.
  4. Memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien
(Hadi Sukamto, 1992/1993: hal 2)



Adapun manfaat secara khusus penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai berikut :

a.       Untuk tujuan latihan
Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b.      Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c.       Untuk kegiatan penelitian
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data
tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika.
d.      Untuk penemuan
Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
Keunggulan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti dibawah ini:
a.       Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat  dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.
b.      Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa  dikatakan lebih unggul. Karena merupakan media yang canggih dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan  mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggu-nakan argumentasi yang realistis.
c.       Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran yaitu mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
d.      Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya.
Selain mempunyai keunggulan, penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) juga memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan dari penggunaan LKS antara lain:
a.       Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan.
b.      Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu.
c.       Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam.
d.      Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media ini ditulis pada tingkat baca tertentu.
e.       Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan  prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami.
f.       Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka.Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal.
g.      Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa.
h.      Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cendrung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.



Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.    Pengertian LKS
Sumber belajar adalah merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal baru bagi siswa. Ardiwinata (Djamarah, 1995:49) berpendapat bahwa sumber-sumber belajar itu dapat berasal dari manusia, buku, media massa, lingkungan dan media pendidikan. Dengan demikian, LKS dapat dikategorikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa.

Depdiknas (Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Sehingga dapat dikatakan bahwa LKS merupakan salah satu sumber belajar yang berbentuk lembaran yang berisikan materi secara singkat, tujuan pembelajaran, petunjuk mengerjakan pertanyan-pertanyaan dan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab siswa.

2.    Manfaat LKS
Menurut Tim Instruktur PKG (Andayani, 2005:10), manfaat LKS dalam pengajaran matematika adalah :
a.       Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai variasi belajar mengajar
b.      Dapat mempercepat pengajaran dan mempersingkat waktu penyajian materi pelajaran sebab LKS ini dapat disiapkan diluar jam pelajaran
c.       Memudahkan penyelesaian tugas perorangan, kelompok, atau klasikal karena tidak setiap peserta didik dapat memahami persoalan itu pada keadaan bersamaan
d.      Mengoptimalkan penggunaan alat bantu pengajaran
e.       Membangkitkan minat belajar siswa jika LKS disusun secara menarik.


3.    Jenis-Jenis LKS
Menurut Sadiq dalam (Widiyanto, 2008:14) LKS dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut:
a.       Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
b.      Lembar Kerja Siswa Berstruktur
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.

Contoh LKS berstruktur :
a.       LKS konvensional
LKS ini yang sekarang digunakan di sekolah-sekolah pada umumnya yang berupa print out dalam bentuk buku.
b.      LKS Interaktif
LKS ini dibuat dan dijalankan dengan bantuan perangkat keras komputer atau CD player. LKS ini dapat memberikan respon umpan balik bagi siswa.

4.    Langkah-langkah Menyusun LKS
Langkah-langkah dalam membuat LKS menurut Rahmawati (2006:25) adalah sebagai berikut :
a.       Membuat LKS Konvensional
1)      Menganalisis Kurikulum
Pada tahap ini hal yang dilakukan berupa identifikasi kurikulum dengan indikator pencapain hasil belajar.
2)      Membuat Peta Kebutuhan dan Judul-judul LKS
Menyusun peta kebutuhan LKS yaitu menyusun materi yang dibutuhkan untuk mencapai indikator yang akan dicapai, kemudian menentukan Judul-judul yang akan dibuat di LKS.
3)      Menulis LKS
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menulis LKS dalam bentuk naskah, naskah ini kemudian dikonsultasikan kepada para pakar. Hal ini dilakukan agar LKS yang disusun tidak ada kesalahan pada isinya. Ketika naskah tersebut terdapat kesalahan maka naskah segera diperbaiki dan setelah naskah tidak terjadi kesalahan maka akan dilanjutkan ke proses mendesain LKS dalam komputer.
b.      Membuat LKS Interaktif
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah mendesain LKS dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash Pro 8. Desain ini kemudian diberi animasi supaya lebih menarik tetapi tetap memperhatikan aturan-aturan yang ada. Setelah itu desain diubah ke format exe untuk digabung dengan web yang akan diupload ke internet.
c.       Membuat Web
Pada tahap ini hal yang dilakukan adalah membuat web dengan menggunakan software pembuat website antara lain Adobe GoLive, Hot Dog, Macromedia Dreamwaver MX dan lain-lain atau dengan memanfaatkan fasilitas weblog yang banyak disediakan situs di internet misalnya : Wodpress, Blogger, Multiply dan lain-lain.
d.      Menggabungkan LKS Interaktif dan Web
Setelah LKS interaktif dan Web dibuat langkah selanjutnya adalah menggabungkan keduanya. Pengajar yang sudah mempunyai web tinggal mengupload file LKS interaktif ke internet.



5.    Syarat LKS yang Baik
Untuk membuat atau menentukan sebuah LKS yang baik, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan. Jones (Andayani, 2005:9) menyatakan LKS yang baik untuk diberikan kepada peserta didik, haruslah :
a.       Bahasanya Komunikatif
LKS yang dibuat menggunakan bahasa yang menarik, tidak membingungkan siswa dan mudah dimengerti.
b.      Format dan Gambar harus Jelas
Format yang dipakai meliputi tampilan, penggunaan animasi dan gambar background yang sesuai dengan materi.
c.       Mempunyai Tujuan yang Jelas
Dapat menyampaikan ide pokok yang terkandung dalam LKS.
d.      Memiliki isian yang memerlukan pemikiran dan pemprosesan infromasi. Dalam LKS ini siswa dilatih mencari dan menemukan jawaban.

6.    Keunggulan dan Kelemahan LKS
LKS memiliki keunggulan, seperti yang dikatakan oleh (Hartati, 2003) sebagai berikut:
a.       Membantu siswa untuk mengembangkan dan memperbanyak kesiapan
b.      Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa
c.       Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat
d.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing
LKS memiliki kelemahan sebagai berikut:
a.       Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
b.      LKS hanya melatih siswa untuk menjawab soal, tidak efektif tanpa ada sebuah pemahaman konsep materi secara benar.
c.       Di dalam LKS hanya bisa menampilakan gambar diam tidak bisa bergerak, sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat.
d.      Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan dengan media yang lain.
Cara mengatasi kekurangannya tersebut, antara lain:
a.       Guru diharapkan membuat LKS yang memiliki soal-soal yang beragam, sehingga soalsoal tidak kebanyakan terulang-ulang.
b.      Untuk menghindari siswa yang hanya dilatih untuk mengerjakan soal sebaiknya guru mempunyai buku pegangan selain LKS dan didalam LKS tidak hanya soal-soal yang wajib dikerjakan oleh siswa tetapi sejumlah kegiatan-kegiatan lapang untuk peserta didik juga perlu
c.       Guru bisa memadukan antara media cetak dengan media-media yang menunjang, misalnya audio-visual.
d.      Untuk menghindari kebosanan guru sebaiknya menggabung media satu dengan yang lain.
(digilib.ump.ac.id)







III.      METODOLOGI PENELITIAN




Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan penting guna mendapatkan data yang obyektif, valid dan selanjutnya digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Metode adalah salah satu cara yang digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan dengan menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan tujuan mengadakan penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara ilmiah.

Dalam metodologi telah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan penelitian mempunyai kebebasan untuk memiliki metode dengan tujuan memperoleh suatu data. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh sutrisno Hadi, Yaitu : “Baik buruknya suatu research sebagian tergantung dari pengumpulan data research ilmiah bermaksud memperoleh bahan – bahan yang relevan, aktual dan variabel, maka untuk memperoleh data seperti itu pekerjaan research menggunakan tehnik – tehnik, prosedur, alat – alat serta kegiatan yang diandilkan. Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah – langkah sebagai berikut :

A.    Setting Observasi
1.      Waktu Observasi
Observasi dilakukan pada hari Rabu, 18 Desember 2013 pukul 10.00-12.00 WIB.

2.         Tempat Observasi
Observasi ini dilakukan di SMP N 10 Bandarlampung khususnya guru mata pelajaran IPA kelas VII semester 1.

B.     Subyek Observasi
Subjek observasi ini ialah guru mata pelajaran IPA kelas VII SMP N 10 Bandarlampung. Observasi dilakukan untuk mengetahui perangkat pembelajaran khususnya LKS yang dibuat dan dipraktekan oleh guru mata pelajaran IPA kelas VII semester 1.

C.    Sumber Data
Berkaitan dengan subyek observasinya adalah guru mata pelajaran IPA kelas VII semester 1 SMP N 10 Bandarlampung, sumber datanya ialah perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) dan percobaan-percobaan yang dilakukan di sekolah.

D.    Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan cara observasi. Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu dengan melakukan wawancara dengan narasumber yaitu guru mata pelajaran IPA kelas VII semester 1.




IV.      HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN




A.    Lembar Kerja Siswa yang Dibuat Oleh Guru IPA  SMP N 10 Bandarlampung

LKS 2.1
MASSA JENIS

A.    Tujuan
Menghitung massa jenis untuk benda yang beraturan dan benda tidak beraturan.

B.     Alat dan Bahan
Tuliskan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaa ini
Tabel 2.1 Tabel Alat dan Bahan
No
Nama Alat dan Bahan
Jumlah
Spesifikasi











C.     Langkah kerja
Tuliskan langkah kerja yang akan anda lakukan pada percobaan ini
1.      Benda beraturan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.      Benda tidak beraturan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

D.    Hasil Pengamatan
1.      Benda beraturan
No
Nama benda
Massa (m)
Volume (V)













2.      Benda tidak beraturan
No
Nama benda
Massa (m)
Volume (V)













E.     Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah anda lakukan jawablah pertanyaan dibawah ini :
1.      Dari bahan yang tersedia manakah yang termasuk kedalam benda yang beraturan dan benda yang tidak beraturan, Jelaskan!
2.      Apakah ada perbedaan megukur massa jenis untuk benda yang beraturan dan benda tidak beraturan, Jelaskan!
3.      Hitunglah massa jenis masing-masing benda dalam satuan SI.

B.     Pembahasan

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP N 10 Bandarlampung, dalam satu semester hanya dilakukan satu pratikum IPA, yaitu percobaan massa jenis. Sedangkan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti untuk pratikum IPA dalam satu semester khususnya semester 1 kelas VII terdapat enam percobaan, yaitu pengukuran yang terbagi menjadi pengukuran panjang dan massa, mengukur massa jenis suatu benda, adhesi dan kohesi, serta perubahan wujud yang terbagi menjadi mencair dan menyublim. Karena di sekolah yang peneliti observasi hanya melakukan satu pratikum yaitu massa jenis, peneliti hanya dapat membandingkan lembar kerja siswa yang peneliti buat tentang massa jenis dengan lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru IPA kelas VII di SMP N 10 Bandarlampung. Lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA SMP bertujuan untuk menghitung massa jenis benda yang beraturan dan massa jenis benda yang tidak beraturan, sedangkan lembar kerja siswa yang peneliti buat bertujuan setelah melakukan percobaan siswa dapat menyelidiki ciri khas suatu zat berdasarkan massa jenisnya dengan benar.

Pengertian dari massa jenis itu sendiri ialah besarnya massa benda yang dibagi dengan volume benda tersebut. Massa jenis atau rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zat dengan volumnya. Secara matematis massa jenis ditulis:http://fisika79.files.wordpress.com/2011/04/413fe578f69b2b1ce1723f338733d1.png?w=500Keterangan: ρ adalah massa jenis; m adalah massa; V adalah volume. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Semua benda yang ada tentu mempunyai massa jenis dan nilai dari massa jenisnya berbeda-beda. Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.

Tabel Perbandingan LKS Massa Jenis yang Dibuat Oleh Guru SMP 10 Bandarlampung dengan Mahasiswa FISIKA FKIP UNILA
No
Komponen LKS
Guru SMP 10 Bdl
Mahasiswa Fisika FKIP UNILA
1
Cover LKS berisi Judul LKS
Tidak Ada
Ada
2
Tujuan Pembelajaran
Ada
Ada
3
Petunjuk Guru
Tidak Ada
Ada
4
Petunjuk Siswa
Tidak Ada
Ada
5
Observasi
Tidak Ada
Ada
6
Menafsirkan Pengamatan
Tidak Ada
Ada
7
Membuat Hipotesis
Tidak Ada
Ada
8
Merencanakan Percobaan
Ada
Ada
9
Alat dan Bahan
Ada
Ada
10
Prosedur Percobaan
Ada
Ada
11
Tabel Pengamatan
Ada
Ada
12
Membuat Kesimpulan
Ada
Ada
13
Mengajukan Pertanyaan
Tidak Ada
Ada


Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru di SMP N 10 Bandarlampung, tidak ada kegiatan awal untuk melihat pengetahuan awal siswa mengenai massa jenis itu. Dalam Lembar Kerja Siswa tersebut, siswa langsung dituntut untuk melakukan percobaan mengenai massa jenis dengan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru. Setelah melakukan percobaan siswa dituntut untuk menghitung massa jenis suatu benda yang digunakan dalam percobaan. Benda yang diukur massa jenisnya mempunyai bentuk dan terbuat dari bahan yang berbeda. Yang pertama yaitu benda dengan bentuk yang beraturan dan yang kedua benda dengan bentuk yang tidak beraturan. Sehingga siswa dapat mengetahui cara mengukur massa jenis benda yang mempunyai bentuk berbeda. Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut siswa diminta untuk menuliskan sendiri langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung massa jenis benda dengan bentuk yang berbeda. Hal tersebut dilakukan supaya siswa dapat berpikir aktif, berkreasi, dan tidak takut untuk mengungkapkan pendapat dengan bahasanya sendiri. Siswa juga diminta untuk bertanggung jawab pada jalannya percobaan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung telah dibuat dengan sesederhana mungkin dan sangat mudah untuk diikuti oleh siswa. Namun, terdapat hal-hal yang harus dilengkapi atau ditambahkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut supaya siswa lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.  Sebaiknya Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dilakukan percobaan,  penafsiran pengamatan yang ada dalam kehidupan sehari-hari mengenai materi yang diajarkan atau akan dilakukan percobaan, dan perintah guru tentang apa yang harus dilakukan siswa saat pratikum juga harus dituliskan dengan sejelas mungkin supaya dapat dipahami oleh semua siswa dengan mudah.

Sebelum melakukan percobaan sebaiknya guru melihat pengetahuan awal siswa terlebih dahulu dengan cara menampilkan fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari tentang materi pembelajaran. Hal tersebut dilakukan supaya siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tersebut. penggunaan bahasa juga harus mudah dimengerti dan diikuti oleh siswa yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.  Setelah mengetahui pengetahuan awal siswa, siswa seharusnya dituntut untuk dapat menafsirkan pengamatan mengenai fenomena tentang materi yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari dan mengaitkanya dengan meteri tersebut. seperti memberikan gambar mengenai es yang terapung dan siswa dapat mengaitkanya dengan meteri massa jenis. Peran guru sangat dibutuhkan supaya siswa dapat menafsirkan pengamatan mereka dengan tepat. Dalam hal ini guru dapat membantu siswa dengan memberikan langkah-langkah yang harus siswa lakukan pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) guru harus memberikan tuntunan sejelas mungkin sehingga dapat dimengerti oleh semua siswa. Dalam LKS yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung telah terdapat tuntunan yang diberikan guru dalam LKS namun masih kurang lengkap atau belum sedetail mungkin mengenai percobaan yang akan dilakukan.

Menurut peneliti Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung jauh berbeda dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh peneliti. Lembar Kerja  Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung sangat sederhana dan belum memenuhi syarat LKS yang baik. Dalam LKS tersebut belum terdapat gambar yang menampilkan fenomena sehari-hari mnegenai massa jenis, LKS tersebut dibuat langsung ke proses percobaan tanpa melihat pengetahuan awal siswa terlebih dahulu. Padahal pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan di pratikumkan sangatlah diperlukan. Tanpa pengetahuan awal yang baik siswa tidak akan dapat melakukan percobaan dengan baik pula.

Kurang baiknya Lembar kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru dapat dikarenakan beberapa faktor, antara lain karena tidak tahuan guru bagaimana cara menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) yang benar. Selain itu dapat pula karena guru merasa malas untuk menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan prosedur yang ada. Menurut guru yang terpenting ialah pada saat melakukan pratikum padahal Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik merupakan satu kesatuan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di dalam kelas maupun pada saat melakukan percobaan.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam satu semster hanya dilakukan satu percobaan saja. Hal tersebut sangat miris sekali, padahal IPA tidak pernah lepas dari yang namanya percobaan. Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh peneliti saja mencapai enam buah LKS. Apabila dibandingkan dengan LKS di sekolah yang peneliti observasi mempunyai perbandingan 1:6, hal tersebut sangat jauh berbeda.







V.    PENUTUP





A.    Kesimpulan
Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa:
1.    Di SMP N 10 Bandarlampung kelas VII hanya melakukan satu percobaan pada semester 1 yaitu percobaan untuk menghitung massa jenis suatu benda dengan bentuk beraturan dan tidak beraturan.
2.    Lembar kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung, kegiatan dalam LKS tersebut hanya tertuju pada saat melakukan percobaan massa jenis saja. Tidak ada kegiatan awal untuk melihat pengetahuan awal siswa mengenai massa jenis.
3.    Lembar Kerja Siswa yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA di SMP N 10 Bandarlampung sudah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua siswa.

B.     Saran
Seabaiknya guru kelas VII SMP N 10 Bandarlampung menambah kembali percobaan yang dilakukan khususnya di semester 1 supaya siswa lebih termotivasi lagi dalam kegiatan pembelajaran dan lebih memberikan pengalaman yang empirik atau langsung kepada siswa dengan melakukan percobaan-percobaan. Guru juga harus belajar bagaimana cara membuat LKS yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua siswa.
DOWNLOAD VERSI WORD KLIK DISINI : http://www.4shared.com/rar/QlsqsosJba/SMT5-EXPIS-LAPORAN_SMP10BDL.html


 


© 2015. Information Center - Template by Creating Website Modified by Blog Si Ryan
Proudly powered by Blogger