LAPORAN OBSERVASI
PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA di SMPN 1 BANDARLAMPUNG dan LABORATORIUM
FISIKA di SMAN 13 BANDARLAMPUNG
(Tugas
Matakuliah Pengelolaan Laboratorium)
Oleh:
Muhammad Anshory (1113022034)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan bahasa sederhana namun
penuh manfaat, laporan ini berjudul “Observasi
Pengelolaan Laboratorium IPA di SMPN 1 Bandarlampung dan Pengelolaan
Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengelolaan Laboratorium.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013,
peserta didik dipacu dan dilatih untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti
mencari, mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan data yang
telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah
laboratorium yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti
bidang ilmu bahasa dan ilmu pengetahuan alam yang menuntut adanya pembuktian
antara teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya. Laboratorium
merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
bagi siswa. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium di SMP
maupun SMA perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan
penulis dalam menyusun laporan ini. Penulis sadar bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan
kesempurnaan laporan ini. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar
Lampung, 18 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................
2
1.3 Tujuan...................................................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting Observasi..................................................................................
3
3.2 Subyek Observasi.................................................................................
5
3.3 Sumber Data.........................................................................................
3
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data.....................................................
5
IV. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan.................................................................................
3
4.2 Pembahasan..........................................................................................
5
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 38
5.2 Saran..................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia
tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan
yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran
guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar
mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak
boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium
yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan
peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak.
Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa Laboratorium
dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa
tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat
menemukan suatu konsep.
Laboratorium
merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas,
laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus
dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila
tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh
karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik
untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, untuk mengetahui
apakah laboratorium di SMPN 1 Bandar Lampung dan SMAN 13 Bandarlampung sudah
sesuai dengan kriteria laboratorium ideal, maka dilakukan observasi ini.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari obsevasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Apakah laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung digunakan secara
optimal ?
2.
Apakah kendala-kendala yang dihadapi
untuk mengadakan praktikum di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan
laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung?
3.
Bagaimana desain tata ruang dan
pengolahan laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN
13 Bandarlampung?
4.
Bagaimana penggunaan alat dan bahan
praktikum Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung?
5.
Bagaimana pemeliharaan dan perbaikan
alat praktikum Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung?
6.
Apakah kondisi laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah sesuai dengan
kriteria laboratorium ideal ?
C. Tujuan
Adapun
tujuan dilakukannya observasi di SMA N 16 Bandar Lampung adalah sebagai berikut
:
1.
Untuk mengetahui ke optimalan penggunaan
laboratorium Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung.
2.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang
dihadapi untuk mengadakan praktikum di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung
dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
3.
Untuk mengetahui desain , tata ruang dan
pengelolahan laboratorium Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
4.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan
alat/bahan praktikum Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung.
5.
Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan
dan perbaikan alat praktikum Fisika
di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung.
6.
Untuk mengetahui kondisi laboratorium Fisika di laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah sesuai dengan
kriteria laboratorium ideal.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Penanganan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum dikenal
dengan manajemen laboratorium (Laboratory
Management) adalah usaha untuk mengelola semua perangkat Laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa
alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu
dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen
Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bahagian
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab
yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan
fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik
pula.
Manajemen Laboratorium, dalam hal ini manajemen
mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi
kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang
berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber
daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium.
Menurut
Wirjosoemarto dkk (2004) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan
aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas
khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua
pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks),
aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair,
contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari
alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dan lain-lain.
Menurut
Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak
untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti
arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan
Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu
untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat
dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik
suara atau bau yang ditimbulkan.
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah
belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium
yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi
kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut
sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan
bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan
memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain :
1.
Kurangnya kemampuan dalam mengelola
laboratorium sekolah.
2.
Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi
laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem
pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani
sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya.
3.
Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan
mata pelajaran.
4.
Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat
peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan
fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002).
Berdasarkan
hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral
dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA-Fisika yang pemanfaatan dan
pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1.
Kemampuan dan penguasaan guru terhadap
peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai.
2.
Kurang memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas tenaga laboratorium.
3.
Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang
sudah rusak yang belum diadakan kembali
4.
Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan
mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan
eksperimen.
Agar
laboratorium khususnya laboratorium IPA dapat dimanfaatkan secara optomal, maka
pengelolaan laboratorium harus menyangkut beberapa aspek sebagai berikut:
Perencanaan
Proses
pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus
dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Penataan
Penataan
(ordering) alat / bahan adalah proses
pengaturan alat / bahan di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata
alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan
maupun kemudahan dalam pemeliharaan.
Yang
harus diketahui sebelum melakukan penatan: mengenali alat dan fungsinya,
mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian,
keperangkatan, nilai/harga alat, kualitas alat tersebut dan kelangkaannya,
bahan dasar penyusun alat, bentuk dan ukuran alat serta bobot/berat alat.
Alat-alat
yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-
alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah. Alat-alat untuk percobaan
fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alat-alat yang
digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus.
Pengadministrasian
Pengadministrasian
laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan atau inventarisasi
fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat
semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan
sistematis. Dalam kaitannya dengan
pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut
mengenai pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian
sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: mencegah kehilangan /
penyalahgunaan, memudahkan operasional
dan pemeliharaan, mencegah duplikasi /overlapping
permintaan alat serta memudahkan pengecekan.
Pengamanan,Perawatan Dan Pengawasan
Aspek
ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk menjalankannya. Untuk
memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah terdapat berbagai personil
yaitu: kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek bidang kurikulum, penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator
laboratorium, dan laboran.
Untuk
mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkat-perangkat apa
yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola
secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan
demikian manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan
terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out)
sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya.
Laboratorium
dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang
proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat (2) serta pasal 43 ayat (1) dan ayat (3).
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan
alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan
kualitas yang memadai.
(Depdiknas.2002)
Agar laboratorium di sekolah dapat
berperan, berfungsi, dan bermanfaat seperti itu, maka diperlukan sebuah sistem
pengelolaan laboratorium yang direncanakan dan dievaluasi dengan baik serta
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan laboratorium
Fisika di sekolah yang bersangkutan.
Dimensi pengelolaan laboratorium menurut
Sutrisno (2010) terdiri dari: organisasi laboratorium, administrasi
laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium, administrasi
peminjaman alat-alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat
laboratorium), dan keselamatan kerja di laboratorium.
Tenaga yang bertanggung jawab secara
langsung dalam pengelolaan laboratorium IPA adalah :
1.Kepala Sekolah
2.Kepala lab/koordinator lab
3.Pengelola lab (semua guru IPA dan
laboran)
Deskripsi tugas
kepala sekolah:
1.Memberi tugas kepala
laboratorium/koordinator laboratorium untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium.
2.Memberikan bimbingan, pengarahan,
monitoring, dan evaluasi kepada tenaga-tenaga yang bertugas di laboratorium.
3.Memberikan motivasi kepada guru-guru
IPA untuk memanfaatkan sarana laboratorium dalam kegiatan belajar mengajar IPA.
4.Menyediakan dana untuk keperluan
operasional laboratorium IPA.
Deskripsi tugas kepala/coordinator
laboratorium:
1.Bertanggung jawab penuh atas
kelengkapan administrasi laboratorium IPA.
2.Bertanggung jawab atas kelancaran
penggunaan laboratorium IPA.
3.Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang
pengadaan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Deskripsi tugas pengelola
laboratorium (Guru dan laboran)
Bagi sekolah yang tidak memiliki tenaga
laboran maka pekerjaan ini harus dikerjakan oleh guru:
1.Mengerjakan administrasi laboratorium.
2.Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan
yang digunakan dalam KBM IPA.
3.Bertanggung jawab atas kebersihan
ruangan dan alat laboratorium.
4.Memperbaiki alat-alat yang rusak atau
tidak berfungsi.
5.Membuat LKS.
Sebelum laboratorium dibangun, harus
tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Laboratorium
untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan
laboratorium untuk ekologi, pada umumnya, bentuk, ukuran dan tata ruang di
desain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitsnya.
Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan
percobaan dalam konteks proses belajar dan mengajar. Jumlah siswa yang melebihi
kapasitas ruanagan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu
kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktifitas lainnya. Sebuah laboratorium
dengan ukuran 100 m2 dapat digunakan oleh 40 orang siswa. Dengan
rasio setiap siswa menggunakan tempat 2,5 m2 dari keseluruhan luas
laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m2 untuk setiap mahasiswa.
Tata
letak laboratorium
Bangunan laboratorium tidak sama dengan
bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun
laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium
dan ukuran-ukuran ruang. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara
lain tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain, dimaksudkan
untuk menghindari penyebaran gas-gas
berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan lokasi sumber air.
Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan mempermudah
tindakan lainnya.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran
sains umumnya terdiri dari ruang utama, dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama
adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruangan
pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang
persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai
dalam praktikum. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan
persediaan (termasuk bahan kimia) dan
alat-alat yang penggunaanya tidak setiap saat. Selain ruangan tersebut, mungkin
juga sebuah laboratorium memiliki ruanagan gelap, ruangan spesimen, ruangan
khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruangan administrasi/staf.
Penyimpanan alat-alat di dalam gedung tidak boleh disatukan dengan
bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gela stidak boleh disatukan
dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran ruang utama lebih besar dari
pada ukuran ruangan persiapan. Contohnya apabila luas lantai 100 m2,
70-80 m2 digunakan sebagai ruang utama praktikum.
Suatu laboratorium yang perlu diingat
adalah bahwa ruang-ruang penunjang laboratorium tersebut tidak mutlak harus ada
atau tempat serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Supaya
cahaya matahari langsung tidak masuk secara langsung ke dalam ruangan
laboratorium dan untuk mencegah masuknya air hujan, maka disekelilingnya
laboratorium hendaknya diberi selokan yang luas lebih kurang 20% dari luas
seluruh laboratorium.
(Putu Nyeneng,2010)
Dalam
pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1.Perencanaan
2.Penataan
3.Pengadministrasian
4.Pengamanan,
perawatan, dan pengawasan.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium
merupakan tanggung jawab bersama baik pengguna maupun pengelola. Oleh karena
itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil
untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya.
Sedangkan upaya menjaga keselamatan
kerja mencakup usaha untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu
bekerja di laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan. Para
pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di
laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti
peraturan.
Penataan
dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada:
1. Keadaan
laboratorim yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat dan bahan.
2. Kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan digapai, keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya.
Keadaan alat dan bahan berdasarkan
keadaannya:
Alat dapat dikelompokkan atas jenis
alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau
jenis percobaan.
Bahan atau zat tersebut dapat
dikelompokkan pada jenis bahan (fasa,wujud zat,sifat asam basa dari zat),
seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa sering bahan tersebut digunakan.
Langkah-langkah penyimpanan:
1.Bersihkan ruang dan penyimpanan alat
dan bahan.
2.Periksa data ulang alat dan bahan yang
ada.
3.Kelompokkan alat dan bahan yang ada
berdasarkan pada keadaan alat dan bahan.
4.Penyimpanan
dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas laboratorium, keadaan
alat dan bahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
penyimpanan alat yaitu:
1.Bahan dasar pembuatan alat.
2.Bobot alat.
3.Kepekaan alat terhadap lingkungan.
4.Pengaruh alat yang lain.
5.Kepekaan perangkat alat dalam suatu
set.
Pengadministrasian alat dan bahan berguna untuk memudahkan pengecekan, pengadaan, dan pertanggungjawaban, meliputi pengadministrasian alat dan laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan adalah nama, jumlah, ukuran, merk dan tempat penyimpanan, nomor kode/katalognya.
Perangkat
pengadministrasian alat dan bahan:
1) Buku
inventaris.
2) Kartu
stock.
3) Bendelan
format permintaan/peminjaman.
4) Kartu/buku
daftar alat/bahan yang rusak.
5) Kartu
reparasi.
Perangkat
pengadministrasian laboratorium meliputi:
1. Jadwal
kegiatan laboratorium.
2. Program
kerja laboratorium.
3. Daftar
alat atau bahan sesuai Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Buku
catatan harian kegiatan laboratorium.
5. Daftar
usulan pengadaan alat atau bahan laboratorium.
Perolehan alat atau bahan yaitu dengan
cara dibeli sendiri atau instasi atau kiriman atau droping dari pemerintah,
pemanfaatan alat/bahan bekas misalnya untuk electrode karbon atau seng dapat
diambil dari bekas batu baterai atau mendaur ulang bahan bakar.
Penghematan pemakaian alata atau bahan
yaitu misalnya dengan menggunakan sedikit mungkin zat, misalnya percobaan
viskositas untuk volume yang sekecil mungkin (1L jangan 5 L). Penggunaan alat
atau bahan sesuai keperluan, contoh menggunakan alat ukur listrik (jangan lebih
dari 2).
Untuk melengkapi atau mengganti alat dan
bahan yang rusak, hilang, atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum
pengusulan pengadaan alat dan bahan dipikirkan hal-hal berukut:
1.Percobaan apa yang dilakukan.
2.Alat dan bahan apa yang akan dibeli
(dengan spesifikasi yang jelas).
3.Apakah dana tersedia.
4.Prosedur pembelian.
5.Pelaksanaan pembelian.
Prosedur pengadaan alat dan bahan
biasanya dimulai dengan penyusunan
daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar pengususlan diperoleh dari
usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasikan oleh penanggung jawab
laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat berdasarkan program
semester/ program kegiatan laboratorium atau berdasarkan analisis LKS. Daftar
alat dan bahan yang akan dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi alat dan
bahan, kemudian alat dan bahan disusun berdasarkan prioritas, artinya tentukan
alat dan bahan yang terlebih dahulu yang akan digunakan. Daftar alat yang akan
dibeli dipisahkan dari daftar bahan, daftar ini diserahkan oleh penanggung jawab laboratorium kepada kepala
sekolah.
Nilai atau harga alat ukur laboratorium
harus diketahui oleh pengelola labortorium. Setidaknya dapat menilai mana alat
yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada
tempat yang lebih aman atau pada ruangan/lemari yang terkunci. Sementara alat
yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka.
Disunting dari slide show oleh Sudrajat,
dalam permendiknas RI No.24 tahun 2007 disebutkan bahwa komponen fasilitas
laboratorium IPA meliputi:
1.Bangunan/ruang laboratorium
2.Perabot
3.Peralatan Pendidikan
4.Alat dan bahan percobaan
5.Media Pendidikan
6.Bahan habis pakai
7.Perlengkapan lainnya.
(Sudrajat-slige 12)
Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan
menggerakkan sekelompok orang, keuangan, peralatan, fasilitas, dan atau segala
fisik objek lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan atau
sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal. Pengelolaan laboratorium
secara umum meliputi aspek:
1. Perencanaan
yaitu proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis, tentang kegiatan yang harus
dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
2. Penataan
alat dan bahan yaitu proses pengaturan
alat dan bahan dilaboratorium agar tertata dengan baik.
3. Pengadministrasian
laboratorium yaitu proses pencatatan fasilitas dan aktifitas laboratorium.
Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium
dapat terorganisir dengan sistematis.
4. Pengamanan,
perawatan, dan pengawasan.
(Rumbinah, 2008)
Pengadministrasian
merupakan suatu proses pedokumentasian seluruh
sarana dan prasaran serta
aktivitas laboratorium. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan,
pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai
pengadministrasian sarana dan prasarana.
Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan:
• Mencegah kehilangan / penyalahgunaan
• Memudahkan
operasional dan pemeliharaan
• Mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat
• Memudahkan pengecekan
Laboratorium di sekolah terdiri atas beberapa
jenis dengan karakteristik yang berbeda, namun dari sudut pandang
pengadministrasian memiliki pola dan aspek yang serupa. Untuk keperluan administrasi diperlukan
beberapa format yang terdiri atas:
Format A
: Data ruangan laboratorium
Format B1 : Kartu barang
Format B2 : Daftar barang
Format B3 : Daftar penerimaan/pengeluaran barang
Format B4 : Daftar usulan/permintaan barang
Format C1 : Kartu alatFormat C2 : Daftar alat
Format C3 : Daftar penerimaan/pengeluaran alat
Format C4 : Daftar usulan/permintaan alat
Format D1 : Kartu zat
Format D2 : Daftar zat
Format D3 : Daftar penerimaan/pengeluaran zat
Format D4 : Daftar usulan/permintaan zat
Teknik
administrasi laboratorium sering kali dilakukan secara manual, namun akan lebih
mudah apabila menggunakan bantuan komputer.
1. Pengadministrasian Ruangan Laboratorium
Setiap
laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaan macam ruangan yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan
jaringan gas.Ruangan-ruangan tersebut harus
tercatat namanya, ukuran, dan kapasitas dalam Format A.
2.
Pengadministrasian Fasilitas Umum Laboratorium
Fasilitas
umum laboratorium yang dimaksud adalah barang-barang yang merupakan
perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori ini
seperti:
o Alat pemadam kebakaran
o Perlengkapan P3K
o Mebeler
o Blower
o Instalasi air
o Instalasi listrik
o Instalasi gas, dll.
Untuk mengadministrasikan fasilitas umum
laboratorium digunakan 4 macam format, yaitu:
Format B1, B2, B3, dan B4.
Format B1
disebut kartu barang.
Kartu ini digunakan di gudang maupun
disetiap lab. Oleh karena itu sebaiknya untuk setiap barang sejenis nomor kartu
di gudang harus sama dengan nomor kartu di setiap lab, dan kartu ini hanya
digunakan untuk satu macam barang. Pada bagian atas kartu barang tertera abjad
dari A sampai Z, untuk memberi nama awal dari suatu barang. barometer dan
blower, kedua barang tersebut berawalan huruf B, karena secara urutan alfabetis urutan kata
barometer (Ba) lebih dahulu dari kata Blower (Bl), maka nomor kartu untuk barometer harus lebih rendah dari nomor kartu
blower, misalnya barometer nomor 1 dan blower nomor 2.
Informasi lain yang harus diisi pada kartu barang adalah nama barang, golongan,
nama induk barang, lokasi
penyimpanan, spesifikasi (merek,
ukuran, pabrik, kode barang), mutasi barang, riwayat barang.
Golongan
barang dimaksudkan apakah barang tersebut barang perkakas, barang optik,
barang elektronik, dsb. Kode barang
biasanya sudah diberikan pabrik/katalog. Nomor induk adalah nomor pada buku
induk/daftar barang. Pada kolom mutasi,
jika barang diterima, hendaknya pada kolom keterangan diisikan sumber
dana dan tahun pengadaan, sedangkan apabila barang tersebut dipindahkan pada kolom keterangan dituliskan tempat
terakhir yang dituju. Di bagian
setelahnya kartu barang memuat informasi tentang riwayat barang, yaitu
keterangan tentang pelaksanaan
pemeliharaan atau perbaikan dari barang tersebut.
Format B2
disebut daftar barang atau buku induk.
Daftar barang merupakan rekapitulasi
dari B1 (kartu barang). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengisian atau pendistribusian daftar barang
adalah nomor urut, nomor induk, kode barang, spesifikasi, dan jumlah
barang yang diisikan dalam format B2 (daftar barang). Jangan sekali-kali menghilangkan nama barang
pada B2 sekalipun jumlah persediaan yang tercantum pada B1 tidak ada, karena
akan menyulitkan pelacakan barang tersebut pada masa mendatang.
Fomat B3
disebut daftar penerima/pengeluaran barang.
Format B3 bagi teknisi yang bekerja di lab berfungsi sebagai alat penerimaan dari
gudang atau pengeluaran pada lab lain.
Format B4 disebut juga format usulan barang.
Usulan barang dapat berupa perbaikan/rehabilitasi atau pengadaan baru.
Mekanisme kerja pengusulan barang dilakukan
oleh penanggung jawab lab
berdasarkan kebutuhan yang diajukan oleh
para guru pembimbing praktikum. Alur selanjutnya
penanggung jawab lab melaporkan kepada
kepala sekolah. Dalam pengusulan, spesifikasi barang/alat/zat mempunyai fungsi
yang sangat penting, karena apabila barang yang diterima tidak
sesuai dengan pengajuan/pemesan mempunyai dasar yang kuat untuk menolak barang
tersebut. Oleh karena itu untuk
memudahkan perencanaan, setiap laboratorium minimal di gudang, atau sekolah
harus memiliki katalog barang, alat, maupun katalog bahan
4.
Pengadministrasian alat dan zat
Alat
yang dimaksudkan adalah alat-alat yang di gunakan untuk pelaksanaan praktikum.
(Fisikaku.com)
III.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang
peranan penting guna mendapatkan data yang obyektif, valid dan selanjutnya
digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan. Pengertian
Metode adalah cara yang telah teratur dan telah berfikir secara baik-baik yang
digunakan untuk mencapai tujuan (W.J.S Poerwodarminto 1987 :649).
Jadi pengertian metode adalah salah satu cara yang
digunakan ketika mencapai suatu tujuan dengan menggunkan tehnik tertentu untuk
memperoleh suatu keberhasilan dalam penelitian maka harus dilaksanakan dengan
menggunkan metodologi yang tepat, istimewa dan tujuan mengadakan penelitian
berdasarkan fakta – fakta yang ada untuk menguji kebenaran sesuatu secara
ilmiah.
Dalam metodelogi telah dijelaskan bahwa dalam
pelaksanaan penelitian mempunyai kebebasan untuk memiliki metode guna
memperoleh suatu data. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sutrisno
Hadi, Yaitu : “Baik buruknya suatu research sebagian tergantung dari
pengumpulan data research ilmiah bermaksud memperoleh bahan – bahan yang
relevan, aktual dan variabel, maka untuk memperoleh data seperti itu pekerjaan
research menggunakan tehnik – tehnik, prosedur, alat – alat serta kegiatan yang
diandilkan.
Maka dengan demikian memecahkan metodologi sangat
diperlukan dalam rangka mengumpulkan data untuk memecahkan suatu masalah
sehingga dapat menyusun laporan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk
itu dalam penelitian ini penulis menetapkan langkah – langkah sebagai berikut :
A.
Setting Observasi
1.
Waktu Observasi
Penelitian
observasi di laboratorium SMPN 1 Bandarlampung telah dilaksanakan pada pukul
10.00-12.00 WIB pada tanggal 26 November
2013.
Penelitian
observasi di laboratorium SMAN 13 Bandarlampung telah dilaksanakan pada pukul
10.00-12.00 WIB pada tanggal 05 Desember
2013.
2.
Tempat Observasi
Observasi
Pengelolaan laboratorium ini dilaksanakan di Laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung yang beralamat di : Jl.
Mr. Gele Harun No. 30 Rawa Laut dan untuk
Observasi
Pengelolaan laboratorium ini juga dilaksanakan di Laboratorium Fisika SMAN 13
Bandarlampung yang beralamat di : Jl. Jl. Padat Karya
Sinar Harapan Rajabasa Bandar Lampung.
B.
Subyek Observasi
Subyek
observasi ini adalah pengelola
Laboratorium IPA SMAN 1 Bandarlampung dan pengelola Laboratorium fisika SMAN 13
Bandarlampung. Hal- hal yang akan menjadi titik perhatian adalah kelengkapan
alat dan bahan laboratorium, kelengkapan
administrasi laboratorium, tata kelola laboratorim, kepengurusan laboratorium ,
kegiatan pengelolaan perawatan dan
perbaikan, dan pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium.
C.
Sumber Data
Berkaitan
dengan subyek observasinya adalah Laboratorium IPA SMAN 1 Bandarlampung dan
Laboratorium fisika SMAN 13 Bandarlampung, sumber datanya ialah kodisi
laboratorium, kelengkapan alat dan bahan laboratorium, serta kegiatan Laboratorium IPA SMAN 1
Bandarlampung dan Laboratorium fisika SMAN 13 Bandarlampung.
D.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik
Pengumpulan Data
1.
Observasi
Observasi
dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi dalam
penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat melihat
dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat keadaan dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
Observasi
dilakukan ketika laboratorium tidak sedang digunakan . Observasi adalah
instrumen yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Dalam observasi ini
penelitian lebih banyak menggunakan salah satu dari panca indranya yaitu indra penglihatan.
Observasi
akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta
alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaiknya
observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa pendapat
atau persepsi dari subyek yang diteliti.
Adapun alat/
instrumen yang digunakan dalam observasi ini ialah :
1. Lembar
observasi
a.
Angket Observasi
b.
Tabel Daftar Inventaris Alat dan Bahan Laboratorium
2. Kamera
IV.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan
observasi laboratorium Fisika yang telah dilakukan di Laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung diperoleh data pengamatan
sebagai berikut:
1. Angket
dan Lembar Observasi
Angket
ini diisi langsung oleh pengelola laboratorium SMA Muhammadiyah 02 Bandar
Lampung.
2.
Tabel Inventaris
Tabel
ini diisi oleh peneliti dalam rangka kegiatan observasi Laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
A.
Fasilitas
Utama Laboratorium
No
|
Daftar Pertanyaan
|
SMPN 1 Bdl
|
SMAN 13 Bdl
|
||
Ket
|
Skore
|
Ket
|
Skore
|
||
1
|
Meja
demonstrasi: meja beserta kursi yang
digunakan
untuk mendemontrasikan praktikum oleh guru. Dengan kondisi idealnya sebagai
berikut :
|
Panjang
(200 cm)
|
0
|
sesuai
|
1
|
2
|
Tabung
Pemadam Kebakaran
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
3
|
Meja
praktikum Siswa, dengan kondisi ideal
|
Lebar
(70 cm)
|
0
|
sesuai
|
1
|
4
|
Lemari,
sebagai tempat penyimpanan perabot laboratorium.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
5
|
Laci
meja, tempat untuk menyimpan alat – alat kecil
|
Tidak
ada
|
0
|
Panjang
hanya 30 cm
|
0
|
6
|
Bak
cuci pada meja demonstrasi
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
7
|
Rak,
tempat untuk menyimpan alat – alat dan bahan,
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
8
|
Papan
tulis/white board
|
Sesuai
|
1
|
Sesuai
|
1
|
9
|
Pengatur
suhu ruangan yang bekerja dengan baik
|
Sesuai
|
1
|
Sesuai
|
1
|
10
|
Instalasi
Listrik
|
stop
kontak tidak ada
|
0
|
sesuai
|
1
|
Skore
|
6
|
9
|
|||
Skore
Maksimum
|
10
|
10
|
|||
Persentase
|
60
%
|
90
%
|
B. Fasilitas
Pendukung
No
|
Daftar Pertanyaan
|
SMPN 1 Bdl
|
SMAN 13 Bdl
|
||
Ket
|
Skore
|
Ket
|
Skore
|
||
1
|
Di ruang laboratorium dilengkapi papan tulis
yang baik/layak pakai dengan ukuran panjang 300 cm dan lebar 100 cm.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
2
|
Di ruang laboratorium terdapat media
LCD yang operasional atau dapat digunakan.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
3
|
Alat pemadam kebakaran dan panduan
pemakaian yang dapat digunakan atau operasional.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
4
|
Jam dinding yang berfungsi dengan
baik.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
5
|
Peralatan PPPK yang lengkap (kasa,
perban, betadine, hansaplas, silet, alcohol, kapas) dan layak pakai.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
6
|
Peralatan kebersihan seperti sapu,
serok, tempat sampah (organic dan anorganik), sula, dan alat pel dalam
keadaan baik atau layak digunakan.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
7
|
Soket listrik yang berfungsi dengan
baik atau dapat digunakan.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
Skore
|
10
|
10
|
|||
Skore
Maksimum
|
10
|
10
|
|||
Persentase
|
100
%
|
100
%
|
C. Standar
Desain Laboratorium
No
|
Daftar Pertanyaan
|
SMPN 1 Bdl
|
SMAN 13 Bdl
|
||
Ket
|
Skore
|
Ket
|
Skore
|
||
1
|
Luas
laboratorium Didalamnya termasuk ruangan persiapan dan gudang ukuran
(100m2)
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
2
|
Terdapatnya ventilasi udara
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
3
|
Ruangan yang ada di laboratorium
|
Tidak
ada ruangan gelap
|
0
|
Tidak
ada ruangan timbangan
|
0
|
4
|
Ruangan praktikum ideal
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
5
|
Pada ruangan persiapan
|
Luas ruang persiapan hanya
12 m2
|
0
|
sesuai
|
1
|
6
|
Ruang penyimpanan (gudang)
|
Luas ruang
penyimpanan hanya (4x3 m)
|
0
|
sesuai
|
1
|
7
|
Ruangan timbang
|
sesuai
|
1
|
Tidak
ada
|
0
|
8
|
Kebun sekolah dan rumah kaca
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
9
|
Penataan tempat sampah
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
Skore
|
6
|
7
|
|||
Skore
Maksimum
|
9
|
10
|
|||
Persentase
|
67
%
|
78
%
|
D. Pengadministrasian
Laboratorium
No
|
Daftar Pertanyaan
|
SMPN 1 Bdl
|
SMAN 13 Bdl
|
||
Ket
|
Skore
|
Ket
|
Skore
|
||
1
|
Terdapat
buku stok atau buku induk untuk inventaris alat praktikum yang disusun ke
dalam tabel.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
2
|
Terdapat kartu barang untuk inventaris
bahan praktikum yang disusun ke dalam tabel.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
3
|
Terdapat buku pembelian alat dan
bahan praktikum yang disusun ke dalam
tabel.
|
sesuai
|
1
|
Tidak
ada
|
0
|
4
|
Terdapat buku peminjaman alat dan bahan praktikum yang disusun ke dalam tabel.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
5
|
Terdapat buku harian (log book) kegiatan laboratorium yang
disusun kedalam tabel.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
6
|
Ada formulir kontrol alat dan bahan
laboratorium yang di susun ke dalam tabel.
|
sesuai
|
1
|
Tidak
ada
|
0
|
7
|
Ada lembar penjadwalan penggunaan
laboratorium disususn ke dalam tabel
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
8
|
Terdapat struktur organisasi
laboratorium
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
9
|
Terdapat buku catatan kecelakaan yang
pernah terjadi yang disusun ke dalam tabel
|
Tidak
ada
|
0
|
Tidak
ada
|
0
|
10
|
Terdapat daftar klasifikasi alat –
alat di laboratorium yang di kelompokkan menurut jenis bahan pembuatan alat
|
Tidak
ada
|
0
|
Tidak
ada
|
0
|
11
|
Terdapat tata tertib laboratorium
untuk siswa.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
12
|
Terdapat tata tertib laboratorium
untuk guru.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
13
|
Terdapat tata tertib laboratorium
untuk guru.
|
sesuai
|
1
|
Tidak
ada
|
0
|
14
|
Terdapat
buku absensi siswa
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
15
|
Terdapat
buku absensi Guru
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
16
|
Terdapat
buku absensi petugas LAB
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
Skore
|
14
|
11
|
|||
Skore
Maksimum
|
16
|
16
|
|||
Persentase
|
87
%
|
68
%
|
E. Penyimpanan
dan Perawatan Alat
No
|
Daftar Pertanyaan
|
SMPN 1 Bdl
|
SMAN 13 Bdl
|
||
Ket
|
Skore
|
Ket
|
Skore
|
||
1
|
Alat
dari bahan kaca biasa diletakkan di
tempat ruangan bersuhu dingin.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
2
|
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
3
|
Alat
yang terbuat dari besi :
a. Tidak
disimpan berdekatan dengan zat kimia
b. Dicat
agar tidak berkarat
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
4
|
Alat
yang terbuat dari kaca dan plastik:
a. Dicuci
dengan sabun
b. Yang
sukar dibersihkan dengan sabun, dibersihkan dengan bahan kimia yaitu merendam bagian alat yang kotor
denganlarutan 100 gram kalium bikarbonal dicampur 100 gram asam sulfat pekat
yang diencerkan dengan 1 liter air.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
5
|
Sumbat kaca dipasang dalam keadaan:
a.
Bersih
b.
Kering
c.
Disisipi kertas
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
6
|
Alat
pipa kaca dan tabung kaca panjang diletakkan dalam posisi tegak.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
7
|
Penyimpanan
alat-alat dari kaca ditempatkan dalam satu tempat.
|
dicampur
|
0
|
dicampur
|
0
|
8
|
Penyimpanan alat-alat dari kayu
ditempatkan dalam satu tempat.
|
dicampur
|
0
|
dicampur
|
0
|
9
|
Alat-alat
dari bahan sejenis :
a. Cara
penyimpananya ditumpuk
b. Alat
yang paling bawah adalah alat yang paling berat kemudian disusul alat yang
lebih ringan
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
10
|
Alat
yang berat disimpan pada rak lemari paling bawah
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
11
|
Alat
yang berat tidak disimpan pada lemari gantung
|
sesuai
|
1
|
Tdk
sesui
|
0
|
12
|
Alat-alat
berat disimpan dalam gudang
|
sesuai
|
1
|
campur
|
0
|
13
|
Alat
berat yang termasuk alat ukur disimpan dalam lemari pada laboratorium.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
14
|
Alat-alat
yang lembab tidak disimpan dalam lemari.
|
sesuai
|
1
|
Disimpan
di lemari
|
0
|
15
|
Alat-alat
optik :
a. Disimpan
ditempat yang kering.
b. Disimpan
dilemari khusus.
c. Ada
lampu yang selalu menyala.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
16
|
Debu
pada lensa dibersihkan dengan brass
blower.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
17
|
Slide,
filmstrip, dan film dibagian gambarnya tidak dipeganag dengan tangan.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
18
|
Slide
disimpan dalam kotak-kotak pada tiap frame (rangka) dan diberi eriketyang
sesuai dengan isinya.
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
19
|
Zat-zat
yang harus disimpan dalam lemari asam
:
a.
asam asetat pekat
b.
amoniak pekat
c.
asam klorida pekat
d.
indium kristal
|
sesuai
|
1
|
sesuai
|
1
|
20
|
Alat
yanag terbuat dari bahan logam dipisahkan dari alat yang terbuat dari bahan
kaca.
|
dicampur
|
0
|
sesuai
|
1
|
21
|
Setiap
alat yang diset, alat-alat penyusunnya dipisahkan. Kemudian apabila mau
dipakai disusun kembali.
|
Sesuai
|
1
|
|
|
22
|
Magnet
tidak disimpan dekat alat-alat yang sensitif terhadap magnet seperti:
a.
stopwatch
b.
voltmeter
c.
amperemeter
d.
galvanometer
|
Sesuai
|
1
|
Sesuai
|
1
|
23
|
Penyimpanan
alat dalam bentuk kit setelah dipakai disusun kembali pada tempat semula.
|
Sesuai
|
1
|
Sesuai
|
1
|
Skore
|
20
|
18
|
|||
Skore
Maksimum
|
23
|
23
|
|||
Persentase
|
87
%
|
78
%
|
3.
Daftar Inventaris SMA Muhammadiyah 02
Bandar Lampung
Daftar
inventaris ini adalah daftar inventaris terakhir dari Laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
4. Foto
Hasil Observasi Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Laboratorium Fisika
SMAN 13 Bandarlampung.
B. Pembahasan
Observasi Laboratorium IPA
dilakukan pada pukul 10.00 - 12.00
WIB tanggal 26 November 2013 di Laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan Observasi
Laboratorium Fisika dilakukan pada pukul
10.00 - 12.00
WIB tanggal 05 Desember 2013 di Laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung. Observasi
dilakukan dengan panduan dari pihak laboran sekolah. Pemandu observasi ini juga
dijadikan sebagai narasumber yaitu Bapak Ermasdi,
S.Pd dan . prosedur observasi ini adalah dengan melakukan
observasi langsung mengenai kelengkapa peralatan laboratorium, kelengkapan
administrasi laboratorium, tata kelola laboratorium, kepengurusan laboratorium,
kegiatan pengelolaan perawatan dan perbaikan serta pelaksanaan seluruh keiatan
laboratorium. Narasumber diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan
oleh peneliti, selain itu juga peneliti melakukan observasi langsung mengenai
kelengkapan alat laboratorium dengan mengisikan hasil observasi pada table
daftar inventaris dengan panduan dari laboran.
Laboratorium Fisika SMPN
1 Bandarlampung menjadi satu dengan laboratorium biologi dan kimia. Namun
tempat penyimpanan alat dan bahan laboratorium dibedakan sesuai dengan
bidangnya. Luas laboratorium di SMPN 1 Bandarlampung yaitu 7,5 m x 12 m.
laboratorium ini juga memiliki ruang penyimpanan yang berukuran 3m x 3m. selain
itu, juga terdapat ruang pengelolaan
laboratorium yang berukuran 3 m x
3 m.. sedangkan luas ruang praktikum yaitu 10 m x 7,5 m. dalam laboratorium
tersebut biasa digunakan oleh 40 siswa dalam suatu kegiatan praktikum. Laboratorium cukup luas ketika digunakan untuk
praktikum siswa. Luas laoratorium ini juga mampu menampung minimum satu
rombongan belajar. Di dalam ruang laboratorium ini juga tersedia sumber air
bersih. Ruang praktikum sudah ada fasilitas pencahayaan yang memadai. Jadi di
Laboratorium SMPN 1 Bandarlampung ini hanya memiliki ruang praktikum,
ruang pengelolaan dan ruang penyimpanan
tidak terdapat ruang persiapan.
Ruang praktikum
laboratorium yaitu 10 m x 7,5 m. Di dalam ruang praktikum ini terdapat
iinstalasi listrik yaitu saklar 1 buah dalam kondisi baik, stopkontak 1 dalam
kondisibaik dan lampu 2 buah dalam kondisi buruk. Instalasi air juga tersedia
dalam ruang praktikum. Instalasi air ini meliputi tempat cuci tangan 5
buah 3 buah dalam kondisi baik dan 2
buah dalam kondisi buruk dan juga terapat kran 5 buah , 3 dalam keadaan baik
dan 2 buah dalam keadaan buruk. Dalam laboratorium ini tidak tersedia instalasi
gas. Dalam laboratorium terdapat instalasi pembuangan sebanyak 5 buah ,
kelimanya dalam kondisi baik. Sedanngkan fasilitas mebeler yang ada dalam ruang
praktikum yaitu kursi praktikum sebanyak 30 kursi 28 dalam kondisi baik dn 2
dalam kondisi buruk. Kursi praktikum ini berukuran panjang 50 cm, 40cm, dan 50
cm.Selain itu, meja praktikum yang tersedia ada 8 buah suanya dalam keadaan
baik ukurnnaya yaitu panjang 2,5 m lebar 40 cm dan tinggi 1m. sedangka kursi
demonstrasi terdapat 3 bauh semua dalam keadaan baik meja demonstrasi terdaat 1
buah yang ukurannya sama dengan meja praktikum. Letak meja demostrasi terebut
terletak di bagian depan papan tulis. Papan tulis yang ada cukup memadai karena
mampu dilihat dengan baik dari berbagai sudut ruang laboratorium tetapi meja
demonstrasi yang tersdia tidak mampu dilihat dengan baik oleh praktikan karena
ukurannya sama dengan meja praktikum. Selai itu juga konstrksi meja demostrasi
yang tersedia tidak efektif untuk melakukan praktikum. Kursi praktikum yang ada
sudah memenuhi standar karena mudah dipindahkan namun jumlahnya tidak memadai
karena jumlah siswa yang biasa melakukan praktikum kurang lebih 40 siswa
sedangkan kursi yang tersedia hannya 28 dengan keadaan baik dan dapat
digunakan. Meja praktikum siswa sudah cukup kuat konstruksinya namun belum
memadai untuk melakukan kegiatan praktikum secara berkelompok. Dalam
laboratorium ini tidak terdapat LCD. Sedangkan ventilasi udara yang ada dalam
laboratorium jendela yang berjumlah 20 buah, 18 buah dalam keadaan baik dan 2
buah dalam keadaan buruk, selain itu juga terdapat kipas angis sebanyak 2 buah
dalam keadaan baik. Ada dua pintu yang terdapat dalam laboratorium ini yaitu pintu
keluar dan pintu masuk. Fasilitas ruang praktikum ini kurang dilengkapi dengan
kotak P3Kdan fasilitas pemadam kebakaran.
Ruang pengelolaan
laboratorium yang tersedia di SMPN 1 Bandarlampung berukuran 3m x 3m. terdapat
1 pintu untuk menuju ruang pengelolaan.
Fasilitas yang ada dalam ruang pengelolaan laboratorium ini berupa instalasi
listrik yaitu terdapat lampu dan saklar masing-masing berjumlah 1 buah. Untuk
ventilasi udara terdapat 4 buah jendela.
Sedangkan fasilitas mebeler yang tersedia dalam ruangan ini yaitu kursi guru 1
buah, meja guru 1 buah, lemari aministrasi 1buah, dan loker penyimpnan 1 buah.
Ruang penyimpanan
laboratorium SMPN 1 Bandarlampung terletak di dalam ruang pengelolaan. Terdapat
1 pintu untuk menuju ke ruang penyimpanan dari ruang pengelolaan. Ruang
penyimpanan berukuran 3m x 3m. ruang
penyimpnan ini diguankan untuk menyimpan alat dan bahan prktikum. Dalam ruang penyimpanan
ini terdapat 4 lemari penyimpanan dengan ukuran yang cukup besar. 1 lemari
digunakan untuk menyimpan bahan kimia, 1 lemari diguanakanuntuk menyimpan alat
praktikum biologi, 1 lemari digunakan untuk meyimpan peralatan praktikum fisika
dan 1 lemari untuk menyimpan alat dan bahan yang terbuat dari kaca. Jadi peralatan dan bahan laboratorium sudah
disimpan terpisah dalam almari tersendiri. Almari yang digunakan untuk
penyimpanan alat sudah cukup kuat dan aman jika digunakan untuk menyimpan alat. Almari
penyimpanan yang tersedia terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat. Almari
penyimpanan yang ada tidak dapat dikunci. Selain itu almari penyimpanan alat
dan bahan yang tersedia belum mampu menampung jumlah alat dan bahan praktikum,
masih banyak alat dan bahan praktikum yang belum disimpan di dalam lemari
karena lemari yang tersedia tidak cukup. Dalam penyimpanannya ,alat dan bahan
disimpan dipisahkan berdasarkan bahan dasar pembuat alat seperti kelompok kaca
dan logam. Selain itu juga, alat dan bahan sudah dipisahkan tersendiri misalnya
bahan - bahan kimia yang bersifat asam yang mudah mempengaruhi logam
Kelengkapn alat dan
bahan praktikum sudah cukup memadai, yaitu terdapat KIT Optika, listrik magnet,
mekanika dan alat praktikum gelombang dan termodinamika. Selain perangkat KIT
juga terdapat alat-alat praktikum lain. Dalam laboratorium ini tersedia mistar
sebanyak 25 mistar semua dalam keadaan baik. Terdapat 6 buah jangka sorong, 2
buah neraca o’hauss, 4 buah stopwatch,
terdapat 32 termometer dalam berbagai jenis, yaitu termoeter air raksa,
alcohol, dan terometer klinis. Terdapat 3 buah multimeter, 15 batang magnet, 1 buah garpu tala dan tersedia 15 dynamometer.
Terdapat 7 buah katrol tetap, namun tidak tersedia sama sekali katrol bergerak.
Dalam laboratorium tidak tersedia alat dan bahan praktikum untuk muai
panjang. Di lanoratorium ini terdapat
19pembakar spirtus, 20 kaki 3, dan 3 buah Lup atau kaca pembesar.
Dalam laboratorium yang
diobservasi, terdapat 1 KIT listrik magnet,dalam KIT tersebut terdapt sejumlah
komponen yang meliputi jepit buaya merah berjumlah 8 buah dalam keadaan baik
semua, jepit buaya hitam 8 buah dalam keadaan baik semua, 3 papan rangkaian
dalam keadaan baik, 2 buah pemegang lampu dalam kondisi baik, bola lampu 2 buh
dalam kondisi baik, inti besi I 1 buah dalam kondisi baik, inti besi U 1 buah
dalam kondisi baik, magnet batang 20 buah dalam kondisi baik , kompas buh dlam kondisi baik, kawat konstanta 1buah
dalam kondisi baik, diode IN4002 4 buh dalamkondisi baik semua, kawat nikro 1
buah dalam keadaan baik, kapasitor 1µF 1 buah dalam kondisi baik, kapasitor 470
µF 1 buah dalamkondisi baik, potensio 10 kΩ 1 buah dlamkondisi baik, potensio
50 kΩ dalam kondisi baik berjumlah1 buah, kumparan 500 lilitan 1 buah dalam
kondisi baik, hambatantetap 47 Ω terdapat 1 buah dalam kondisi baik, hambatan
tetap 100 Ω 1 buah dalam kondisi baik, LDR 1 buah dalam kondisi baik, Lampu
neon 10 buah dalamkondisi baik serta kotak dan dudukan alat berjumlah dua buah
dalam konisi baik. KIT listrik magnet yang tersedia dalam laboratorium ini
bukanlah KIT lengkap karena terdapat beberpa alat yang hilang, yaitu penghubung
jembatan, saklar satu kutup dan jepit teker.
Selanjutnya yaitu
terdapat satu buah KIT gelombang dan termo dinamika dalam KIT tersebut hanya
terdapat satu komponen yaitu kalori meter yang berjumlah tujuh buah diman empat
buah dalam kondisi baik dan tiga buah dalam kondisi buruk. Beberapa komponen
yang hilang dari KIT gelombang dan termodinamika yaitu tanki riak, pembangkit
getaran, thermometer, kubus materi, tali nilon, pembakar spiritus(stainless 125
ml), katrol meja, bosshead, klem universal, gelas kimia 250 ml, batang gelas,
beban bercelah dan penggantung 250 gr.
KIT ketiga yang kita
amati adala KIT mekanika yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yaitu
dasar statif yang berjumlah dua buah dalam kondisi baik, enam buah kaki statif
dalam kondisi baik, delapan buah batang statif pendek dalam kondisi baik, tiga
buah batang statif panjang dalam kondisi baik, satu buah neraca pegas 1,5 N
dalam kondisi baik, satu bauh tali pada roda dalam kondisi baik, enam buah
beban 50 gr ±0,5 gr dalam kondisi baik,
dua buah neraca pegas 3 N dalam kondis baik, dua buah jangka sorong dalam
kondisi baik, tiga buah jepit penahan dalam kondisi baik, satu buah bidang
miring dalam kondisi biaik, tiga buah pegas sepiral dalam kondisi baik, satu
balok gesekan dalam kondisi baik, dua buah stopwatch dalam kondisi baik, lima
buah ticker timer dalam kondisi baik, satu bauah kereta dinamika dalam kondisi
baik serta satu bauh balok bertingkat dalam kondisi baik. Komponen yang hilang
meliputi balok pendukung, penyambung batang, penggaris logam, penunjuk pasang,
beban pemberat 25 gr, katrol diameter 50 mm, steker, katrol diameter 100 mm,
batang pengait, tuas, batang perangkai, pengetik waktu, dan kertas perangkat
pengetik, serta dudukan.
Selanjutnya yaitu KIT
optika yang meliputi beberapa komponen yaitu 3 buah prisma siku-siku dalam
kondisi baik, enam buah layar putih dalam kondisi baik, tiga buah diafragma
satu dan tiga celah dalam kondisi baik, tiga buah diafragma celah lebah dan
lima celah dalam kondisi baik, tiga buah rumah lampu dalam kondisi baik,
Sembilan buah pmegang slide dalam kondisi baik, tiga buah diafragma anak panah
dalam kondisi baik, tiga buah diafragma celah tunggal dalam kondisi baik, tiga
buah celah kisi difraksi dalam kondisi baik, sembilaan buah filter warna dalam
kondisi baik, enam buah penyambung rel dalam kondis baik, enam buah kaki rel
dalam kondisi baik, enam buah rel presisi dalam kondisi babik, tiga cermin
cekung dengan f = +5 mm, tiga buah cermin cekung dengan f = +150 mm, tiga buah
cermin cembung dengan f= -75 mm dalam kondisi baik, cermin cembung dengan f =
-150 mm dalam kondisi baik, satu buah lensa dengan f = +50 mm dalam kondisi
baik, tiga buah lensa dengan f = +100mm dalam kondisi baik, tiga buah lensa
dengan f = -100 mm dalam kondisi baik,
tiga buah meja prisma dalam kondisi baik, Sembilan buah tumpakan berpenjepit
dalam kondis baik, Sembilan bauh filter polarisasi dalam kondisi baik, tiga
buah diafragma lingkaran tunggal dalam kondisi baik, Sembilan buah filter warna
dalam kondisi baik. Selain itu terdapat beberapa komponen yang hilang yaitu
kotak cahaya, pemgang kotak cahaya, model lensasetengah lingkaran, prisma trapesium,
model lensa plan konfeks, model lensa plan konkaf, cakram optik berskala,
cermin kombinasi, tangki plastik, prisma 10o, model bumi bulan,
diafragma, lingkaran penghalang cahaya, prisma segitiga sama sisi, layar tembus
cahaya, model slide, diafragma empat lingkaran, keeping penutup, slide
polarisasi, lensa dengan f = +300 mm, lensa dengan f = -300 mm, ckram optik
berporos, keeping warna, filter warna CMY, kaca pembesar, teleskop, mikroskop,
dan kamera.
Dalam laboratorium ini
terdapat struktur organisasi dan administrasi yang meliputi kepala
laboratorium, tenaga laboratorium, jadwal kegiatan, laporan kegiatan, absensi
kehadirn praktikan, absensi kehadiran guru, catatan penggunaan alat, dan
Kelengkapan penyediaan
dan penyiapan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum meliputi meja
persiapan yang kuat, stabil dan aman, identifikasi alat dan bahan, pengecekan
alat, kesiapan laboran menyiapkan bahan praktikum,
dan kesiapan laboran menyiapkan bahan praktikum. Sedangkan yang tidak memenuhi
yaitu ukuran meja persiapan, petunjuk penggunaan peralatan, penuntun kegiatan
praktikum, dan kelengkapan pendukung praktium.
Ketersediaan
keselamatan kerja laboratorium meliputi alat pemadam kebakaran, alat P3K, obat
untuk luka luar, pemantauan keselamatan dalam penggunaan alat laboratorium,
pemantauan bahan berbahaya dan beracun, kesehatan dan keselamatan diri, dan
kondisi dan keamanan ruang laboratorium dalam kondisi baik. Sedangkan yang
tidak tersedia adalah obat untk luka bakar dan tidak adanya prosedur untuk
penanganan bahan berbahaya dan beracun.
Kebersihan ruang dan
perabot laboratorium yang meliputi tersedanya tempat sampah, pembuangan limbah,
pengecekan kebersihan sebelum praktikum, pengecekan setelah praktikum, dan
kebersihan meja, dan kursi. Sedangkan yang tidak ada bak cuci dan ruang
laboratorium dalam keadaan bersih.
Setelah dilakukan analisis
data hasil observasi kita dapat membandingkan antara laboratorium SMPN 1
Bandarlampung dengan laboratorium ideal. Laboratorium adalah salah satu sumber
belajar fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses
pembelajaran fisika di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran
fisika di sekolah. Laboratorium fisika diberbagai sekolah dapat berbeda-beda
satu dengan yang lainnya, baik ditinjau dari aspek fasilitas fisik dan disain
laboratoriumnya, maupun dari aspek-aspek lainnya seperti bahan-bahan dan alat-alat
laboratoriumnya, aspek pengelolaan atau manajemennya maupun aspek kegiatannya.
Perbedaan itu bisa terjadi karena kemampuan setiap sekolah berbeda-beda dalam
hal mencari, menyediakan, mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya
terutama sumber daya manusia dan sumber daya finansial ( keuangan) yang
dibutuhkan dalam membangun laboratorium dengan segala fasilitasnya, pengadaan
bahan-bahan dan alat-alat laboratorium, pengelolaan (manajement), laboratorium,
dan perencanaan serta pelaksanaan kegiatan laboratorium.
Berdasarkan
laboratorium ideal fasilitas ruangan laboratorium terdiri dari ruang praktikum,
ruang guru (ruang pengelolaan), ruang persiapan, dan ruang penyimpanan.
Berdasarkan observasi, ruangan yang tersedia di Laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah
02 Bandar Lampung hanya tersedia 3 ruangan yaitu, ruang pengelolaan (guru),
ruang praktikum dan ruang penyimpanan. Tidak terdapat ruang persiapan untuk
kegiatan praktikum. Jika dilihat dari sisi fasilitas yang ada laboratorium yang
ideal harus terdapat instalasi air, gas, listrik, dan limbah dan pemadam
kebakaran sedangkan fasilitas yang ada di ruang praktikum SMA Muhammadiyah 02
Bandar Lampung hanya terdapat instalasi air, instalasi listrik, instalasi
limbah .Pada laboratorium yang diobservasi tidak terdapat pemadam kebakaran.
Laboratorium ideal seharusnya terdapat papan tulis dan layar untuk OHP dan LCD
namun di Laboratorium SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung tidak terdapat layar
untuk OHP dan LCD yang mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan praktikum. Selain itu idealnya suatu laboratorium
seharusnya memiliki fasilitas mebeler yang berupa meja dan kursi praktikum
untuk siswa, meja dan kursi demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas dan
buku siswa serta lemari penyimpanan alat-alat praktikum. Sedangkan di Laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah 02
Bandar Lampung tidak tersedia loker penitipan tas. Meja praktikum yang dimiliki
laboratorium belum sesuai dengan laboratorium yang ideal karena tinggi dari
meja praktikum.
Dari
segi kelengkapan peralatan laboratorium dapat ditinjau dari dua aspek umum
yakni fasilitas laboratorium dan alat-alat laboratorium yang menunjang
praktikum. Fasilitas laboratorium meliputi ukuran dan denah
ruangan, berbagai fasilitas inslatalasi laboratorium seperti instalasi listrik,
instalasi air, dan instalasi gas, serta berbagai fasilitas mebeler
laboratorium. Apabila dilihat
dari segi ukuran ruangan laboratorium ini dapat dikatakan sesuai dengan
laboratorium ideal karena luas ruangan praktikum adalah 91 m2,
apabila dibandingkan dengan luas laboratorium ideal maka dapat dikatakan sudah
sesuai.
Dengan ruangan pada laboratorium ini, apabila dibandingkan
dengan laboratorium ideal maka belum dikatakan sesuai, karean denah ruangannya
tidak memenuhi persyaratan laboratorium ideal yang seharusnya laboratorium
tersebut tidak hanya memiliki ruangan praktikum, tempat penyimpanan, dan ruang
guru, melainkan harus memilik ruangan persiapan, wc, dan ruang gelap. Apablia
dilihat dari susunan anatar ruang guru dan ruan persiapan maka ruangan tersebut
belum sesuai.
Kemudain
jika dilihat dari segi fasilitas instalasi seperti instalasi listrik, instalasi
air, dan instalasi gas maka secara umum laboratorium ini sudah memiliki
berbagai fasilitas tersebut, tetapi ada beberapa yang kondisinya tidak baik
seperti lampu yang kondisinya rusak semua. Instalasi air terdapat lima buah
tempat cuci dan kran tetapi masin-masing masing itu hanya tiga yang baik dan
lainnya rusak. Terakhir adalah instalasi gas, laboratorium ini bleum memimiliki
instalasi gas.
Kemudain jika dilihat
dari segi kelengkapan mebelernya, laboratorium ini sudah cukup lengkap tetapi
belum memiliki loker penitipan tas dan rak sepatu, serta lemari buku. Kemudian
jika ditinjau dari segi konstruksinya
banyak fasilitas mebeler yang belum sesuai dengan standar pada laboratorium ideal.
Misalnya meja demonstrasi guru memiliki ukuran panjang 250 cm, lebar 40 cm, dan
tinggi 100 cm, sedangkan ukuran standar seharusnya tinggi 75 cm, lebar 80 cm
dan panjang 200 cm, maka dapat dilihat bahwa meja ini tidak sesuai untuk tempat
demonstrasi karena lebar meja ini belum sesuai dari standar karena ukuranya
terlalu sempit. Kemudian meja percobaan pun memiliki ukuran yang sama dengan
meja demonstrasi, maka dapat dikatakan belum sesuai dengan standarnya. Untuk
kursi praktikum sudah sesuai karena memilik tinggi 50 cm dan lebar ataupun diameter
40 cm. Lemari yang terdapat dalam ruang penyimpanan pun ukurannya sudah sesuai
tetapi jumlah lemari tidak mencukupi untuk menyimpan peralatan praktikum.
Alat-alat laboratorium
yang melitputi berbagai macam KIT dan peralatan praktikum sudah cukup lengkap
bila di klasifikasikan berdasarkan jenisnya, tetapi jika digunakan untuk
praktikum jumlah KIT tidak mencukupi untuk praktikum, karena hanya terdapat
tiga KIT optika, tiga KIT mekanika, dan satu KIT listrik dan magnet. Kemudan
dari kelengkapan masing-masing KIT tersebut sebagian besar tidak lengkap.
Sehingga belum bisa dikatakan sesuia dengan dengan standar laboratorium ideal.
Penyimpanan alat dan
bahan praktikum yang ada pada ruangan penyimpana susunannya sudah sesai dengan
dengan kaedah penyusuna alat dan bahan yakni diklasifikasikan berdasarkan bahan
utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik pembuat, usia pakai, konserp
fisika, fungsi atau kegunaan. Tetapi masih terdapat sedikit kelemahan dalam
penyimpanan alat dan bahan praktikum hal ini disebabkan ruang penyimpanan yang
tidak mencukupi intuk meyimpan peralatan tersebut. Sehingga ada beberapa
peralatan yang tidak diletakkan pada lemari penyimpanan melainkan diletakkan
dilantai, hal ini sangat berbaya bagi alat, karean sangat riskan kontak fisik
dengan alat.
Tata kelola
laboratorium adalah kegiata pengelolaan laboratorium yang diupayakan oleh
pengelola laboratorium (laboran). Pengelolaan Laboratorium yang ideal
meliputi pemeliharaan kelancaran penggunaan laboratorium yang berupa jadwal yang
jelas mngenai penggunaan laboratorium, tata tertib laboratorium yang
dilaksanaka dengan tertib, serta laboratorium yang harus selalu dalam keadaaan
siap pakai.
Selain itu, seharusnya
dalam menyediakan alat-alat dan
bahan-bahan yang diperlukan dalam laboratorium dapat dipisahkan menjadi dua
macam yaitu yang langsung dapat diambil oleh siswa dan alat yang harus diminta
pada petugas. Tata kelola laboratorium
ini belum sesuai dengan laboratorium standar, namun juga sudah ada beberapa
unsure yang memenuhi sesuai standar. Pada laboratorium IPA SMPN
1 Bandarlampung,
belum ada tata tertib dalam laboratorium.
Dalam kegiatan pengelolaannya, laboratorium juga masih
kurang sesuai dengan laboratorium fisika standar. Pemeliharaan alat dan bahan
yang ada dalam laboratorium ini meliputi selalu menata kembali alat dan bahan
setelah digunakan untuk kegiatan praktikum dan juga membersihkannya terlebih
dahulu. Tetapi dalam laboratorium ini kelayakan peralatan laboratorium tidak
selalu dipantau oleh pengelola laboratorium dan tidak ada laporan secara
periodic mengenai kerukanalat dalam laboratorium ini. Pemeliharaan alatnya
sudah cukup baik karena laboratorium ini mengadakan perbaikan untuk alat-alat
rusak yang masih bisa diperbaiki, selain itu pengelola laboratorium selalu
mencatat alat-alat yang digunakanuntukkegiatan praktikum maupun kegiatan
lainnya. Serta selalu dilakukan pengecekan dan perawatan secara berkala
terhadap alat-alat laboratorium. Jadi kegiatan pengelolaan perawatan dan
perbaikan di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung ini belum sepenuhnya sesuai dengan
standar.
Jika ditinjau dari segi kepengurusan laboratorium, tidak ada
struktur organisasi laboratorium secar tertulis. Dalam laboratorium ini
terdapat kepala laboratorium, tetapi tidak terdapat teknisi laboratorium dan
terdapat tenaga laboratorium atau laboran. Pada
laboratorium ini tidak terdapat rencana pengelolaan laboratorium dan
susunan rencana pengembangan laboratorium dan juga tidak terdapat Prosedur
Operasi Standar (POS) kerja laboratorium. Dalam administrasinya laboratorium
ini sudah menyusun jadwal kegiatan laboratorium dan susunan laporan kegiatan
laboratorium. Tetapi belum ada rincian dan rumusan yang jelas mengenai tugas
dan wewenang pengurus laboratorium,seperti kepala sekolah,kepala laboratorium
dan pengurus-pengurus lainnya. Kepengurusan laboratoriumini bisa dikatakan
belum sesuai dengan laboratorium standar karena tidak ada jadwal kerja tekhnisi
dan laboran, kebutuhan bahan, peralatan, suku cadang laboratorium belu
direncanakan dengan baik, tidak ada laporan kegiatan praktikum secara periodik,
tidak ada kegiatan evaluasi program untuk perbaikan laboratorium, tidak ada
buku yang mencatat kerusakan alat serta tidak ada buku laporan keseluruhan
kegiatan praktikum secara periodik. Tetapi disisi administrasi memang sudah ada
absensi kehadiran guru di ruang laboratorium sebagai kelengkapan administrasi,
buku absensi kehadiran praktikan di ruang laboratorium dan buku tentang
penggunaan alat. Namun hal-hal tersebut belum memenuhi pengadministrasian dan
pengelolaan laboratorium standar,
karena ada beberapa hal yang belum dilakukan dan disediakan oleh
laboratorium Fisika SMA Muhammadiyah 02 Bandar Lampung.
Jika ditinjau dari pengelolaan laboratorium dari sisi
keselamatan kerja laboratorium sduah hampir mendekati laboratorium Fisika
standar. Pada laboratorium ini tersedi alat pemadam kebakaran yang mudah
dioperasikan. Tersedia pula peralatan PPPK dan juga dilaksanakan pengecekan
masa habis kadaluwarsa obat-obat yang
ada di PPPK. Namun sayangnya belum tersedia obat untuk luka bakar tetapi
sudah tersedia obat untuk luka luar. Tetapi kekurangan dari laboratorium ini ,
pada bahan berbahaya dan beracun tidak diterapkan prosedur tersendiri dalam
penanganannya. Keselamatan dalam menggunakan peralatan laboratorium selalu
dipantau oleh pihak laboratorium. Bahan berbahaya dan beracun juga selalu
dipantau dan setiap individu di laboratorium diharuskan menjaga keselamatan
lingkungan kerja.
Pengelolaan di sisi kebersihan ruang dan perabot
laboratorium sudah cukup baik dan sesuai dengan standar. Pada laboratorium
tersebut tersedia tempat sampah, namun bak cuci yang tersedia tidak ada yang
dalam keadaan bersih. Limbah hasil praktikum dalam laboratorium tersebut
sudahdapat teratasi dengan baik. Peralatan laboratorium sudah tertata rapi
dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu namun ruang laboratorium tidak
dalam keadaan bersih. Selalu dilakukan pengecekan kebersihan setelah dilakukan
praktikum di laboratorium dan perabotan seperti meja dan kursi juga dalam keadaan
bersih. Jadi bisa dikatakan dalam pengelolaan keberisah ruang laboratorium dan
alat praktikum sudah cukup ideal walaupun masih bisa dimaksimalkan lagi.
Mengenai seluruh
pelaksanaan kegiatan laboratorium belum sesuai dengan laboratorim standar.
Standarnya praktikum itu dilaksanakan minimal 1 minggu sekali tetapi
kenyataannya di laboratorium SMPN 1 Bandarlampung ini tidakmelaksanakan
praktikum secara rutin, bahkan berdasarkan responden tidak ada program semester
laboratorium, jadi kegiatan praktikum siswa dilakukan dalam waktu yang tidak
tentu, karena berdasarkan responden, responden menyatakan ada beberapa kegiatan
praktikum yang hanya dilakukan demonstrasi di depan kelas oleh guru Fisika.
Dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dalamlaboratorium ini tidak terdapat buku
panduan atau penuntun praktikum. Penggunaan laboratorium di sekolah ini sudah
dilakukan kegiatan praktikum yang disesuaikan dengan jadwal penggunaan
laboratorium yang ada. Karena sudah ada jadwal khusus yang mengharuskan ada
kegiatan praktikum. Dalam pelaksanaan kegiatannya, laboratrium ini tidak
melakukan kerja sama dengan sekolah lain dalam penggunaannya serta laboratorium
ini tidak dimanfaatkan untuk penelitian melainkan hanya digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Laboratorium ini tidak memiliki jadwal kegiatan tidak
rutin, melainkan hanya memiliki jadwal kegiatan rutin laboratorium. Jadi
pelaksanaan seluruh kegiatan laboratorium fisika SMPN 1 Bandarlampung ini belu sesuai dengan laboratorium standar.
Dalam pelaksanaan
kegiatan praktikum di laboratorium ini juga bisa dikatakan belum sesuai dengan
laboratorium standar. Meskipun, sudah ada kegiatan laboratorium standar yang
sesuai dengan laboratorium standar. Dalam kegiatan praktikum laboran yang
menyiapkan bahan praktikum, laboran juga menyiapkan peralatan praktikum tetapi
laboran tidak menyiapkan penuntun kegiatan praktikum serta laboran juga tidak
menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum seperti lembar kerja, lembar rekam
data dan lain-lain. Karena selayakna laboratorium yang ideal itu laboran atau
tim guru fisika menyediakan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium dan buku
penuntun praktikum.
Secara umum untuk di SMPN 1
Bandarlampung untuk fasilitas dan sarana prasarana belum dapat dikatakan
laboratorium ideal namun untuk pengadministrasian dan pengelolaan sudah sangat
ideal. Ini berkebalikan dengan SMAN 13 Bandarlampung, untuk di SMAN 13
Bandarlampung untuk fasilitas dan sarana prasarana sudah dapat dikatakan
laboratorium ideal namun untuk pengadministrasian dan pengelolaan belum cukup
dikatakan ideal.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil obsevasi
serta pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pengelolaan
laboratorium laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan
laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung masih harus diperbaiki dan dilengkapi.
2.
Jika dilihat
dari sisi kelengkapan alat, laboratorium IPA SMPN 1
Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung masih perlu dimaksimalkan lagi, karena sebagian besar
perangkat KIT merupakan KIT yang tidak lengkap. Jika dilihat dari sisi
kelengkapan fasilitas juga, laboratorium ini laboratorium IPA
SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung belum standar, karena belum ada ruang gelap. Untuk di
laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung sudah standar, lab fisika sudah ada
sendiri dan tidak digabung dengan lab lain.
3.
Sedangkan untuk kelengkapan administrasi , laboratorium
IPA SMPN 1 Bandarlampung sudah standar ideal. Namun untuk di laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung belum stndar karena
tidak ada pengkodean pada alat-alat, tidak terdapat kartu alat, tidak ada kartu
laboratorium jadi masih perlu ditingkatkan mengenai pengadministrasian
laboratorium di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung
dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung.
4.
Tata kelola dan
kepengurusan laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung dan
laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung juga masih perlu perbaikan dan peningkatan. Tidak ada struktur organisasi
dan rincian tugas dan wewnang pengurus laboratorium secara jelas.
5.
Kegiatan
pengelolaan perawatan dan perbaikan sudah cukup ideal, karena alat dan bahan
selalu disimpan dalam keadaan bersih, laboratorium juga mengadakan perbaikan
jika alat-alat yang rusak masih bisa diperbaiki. Selain itu juga dalam menyimpan
alat dan bahan sudah dikelombokkan berdasarkankriteria-kriteria tertentu
seperti fungsi, bahan alat, berat alat dan pngaru alat/ bahan terhadap alat dan
bahan lain.
6. Pengetahuan pengelolaan laboratorium sangat penting
dimiliki oleh setiap pengelola laboratorium khususnya Penanggung Jawab
Laboratorium dan guru mata pelajaran sebagai pelaksana teknis kegiatan
laboratorium agar laboratorium berfungsi sesuai standar dan terjaga
keberlanjutan fungsinya.
7. Secara umum dapat diketahui bahwa baik di laboratorium
IPA SMPN 1 Bandarlampung dan laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung terdapat
kekurangan dan kelebihan, di laboratorium IPA SMPN 1 Bandarlampung terdapat
kekurangann di Fasilitas, namun pengadministrasian sudah sangat baik,
Sebaliknya di laboratorium Fisika SMAN 13 Bandarlampung Fasilitas lengkap namun
pengadministrasian dan pengelolaan masih kurang. Jadi kekurangan dapat ditutupi
dengan masing – masing steakholder
yang terlibat dapat mempelajari manajemen laboratorium dengan lebih baik lagi
dan dapat diterapkan sepenuhnya.
5.2 Saran
Didunia ini tidak ada yang
sempurna, begitu pula dalam manajemen laboratorium, ada kekurangan dan
kelebihan. Kelebihan dapat ditingkatkan lagi. Kekurangan tersebut dapat
ditutupi dengan masing – masing steakholder
yang terlibat dapat mempelajari manajemen laboratorium dengan lebih baik lagi
dan dapat diterapkan sepenuhnya.
Download lengkap versi world klik disini : http://www.4shared.com/file/tysWrAFJba/SMT5-LAPORAN_OBSERVASI__PENGEL.html
5 comments
terimakasih contoh laporannya bro,
saya juga ingin membuat sebuah laporan, sangat membantu untuk beajar.
Halra
iya sama2 friend ,,,
:)
senang bisa berbagi ...
trimaksh atas kunjungannya ...
terimakasih bnyk ya mas atas postinganya yg brmnfaat ini...
daftar pustakanya ga ada kak??
iya,kurang daftar pustaka