dakwatuna.com - Sebagai da’i yang banyak
berkecimpung di dunia ruqyah, Allah mempertemukan saya dengan dunia
remaja yang hampir tak terdengar dan tersentuh oleh nalar kita selaku
orang tua. Ada kekhawatiran, bila kita tak peduli, kita kehilangan anak
kita, selamanya.
Sepuluh tahun terakhir, saya banyak dipertemukan dengan sub-culture
remaja yang disebut dunia underground. Saya berdakwah ke dunia punk dan hardcore.
Kesimpulan saya, Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Hari ini,
pemurtadan dalam bentuk Kristenisasi dan lain-lain sudah memudar.
Diganti pemurtadan gaya baru: Hardcore dengan berbagai sub-culturenya.
Pada artikel ini yang kita bahas hanya hardcore. Kalau para
orang tua bertanya pada putranya, mulai dari kelas 5 SD, SMP hingga SMA,
bahkan kuliah, pasti mayoritas mereka tahu apa itu hardcore. Hardcore adalah aliran musik yang menyanyi dengan menggeram. Ada banyak aliran musiknya, seperti blackmetal, hardmetal, trashmetal, gothic, grindcore, grunge, dan lain-lain. Ada lagi musuh hardcore, yang disebut screamo post-hardcore atau emo.
Allah berfirman, yang artinya: (Iblis) Menjawab: Karena Engkau telah menghukumi aku sesat, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu
yang lurus, kemudian pasti aku akan datangi mereka dari depan, dari
belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (Al-A’raf: 16-17)
Allah juga menjelaskan, bahwa ada manusia yang menyembah setan. “…
Pantaskah kamu dan menjadikan dia (iblis) dan keturunannya sebagai
pemimpin selain Aku (Allah), padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zhalim!” (Al Kahfi :50)
Inti dari ajaran hardcore adalah memusuhi Allah, dan menyembah
Iblis. Mereka punya prinsip, daripada jadi orang rendahan di surga,
lebih baik menjadi petinggi di neraka! Mayoritas sekolah di pulau Jawa,
hingga ke desa-desa, terkena wabah hardcore. Tapi di kota-kota
luar Jawa juga sangat banyak. Ciri-ciri pakaiannya adalah serba hitam,
dengan gambar seperti bintang terbalik (lambang pentagram), tengkorak
kepala kambing, gambar-gambar sadis, darah dan lain-lain. Anak-anak dari
SD sampai SMA, suka berpakaian begitu karena dirasa lebih macho dan
sangar.
Ada 2 level besar di hardcore, walau di dalamnya masih ada sublevel-sublevel lagi. Yang pertama adalah gimmick (simpatisan).
Anak-anak remaja banyak yang direkrut dengan slogan persaudaraan,
persahabatan, pertemanan, hubungan bebas antara laki-laki dan perempuan,
narkoba dan lain-lain. Mereka ada acara rutin pertemuan, baik nongkrong
maupun nonton konser musik hardcore. Ketika dirasa loyalitasnya bagus, maka mereka direkrut menjadi level way of life (kader inti).
Saya sering, dengan seizin Allah, mempertobatkan yang way of life, dari
berbagai kota. Ternyata untuk bisa masuk level ini, ada ritual semacam
baiat. Menyembelih bayi manusia (mereka mengaku menyewa ke pengemis)
atau binatang seperti kelinci, minum darahnya, membakar Al Qur’an dan
zina massal di atas Al Qur’an diiringi musik hardcore! Bahkan, ketika
ada anak hardcore dari Jakarta bertobat di rumah saya, lebih dari 11
tahun dia gabung, mulai dari SD kelas 5, untuk menunjukkan loyalitasnya,
dia harus bunuh anak jalanan tanpa ada sebabnya! Demi Allah, saya tidak
mencari sensasi. Seperti itu kondisinya. Teman anak saya waktu SD,
sekarang jadi drummer hardcore, cerita bahwa dia biasa kalau nongkrong
dengan teman-temannya, yang diminum adalah darah. Dia juga makan daging
mentah. Dari berbagai sumber anak hardcore dari kota yang berbeda,
pimpinan mereka kadang keluar malam hari, mencari anak punk atau anak
jalanan, yang kalau mati tidak ada yang mencari atau mengusut,
dimasukkan ke mobil, disembelih, dimakan mentahan!
Hardcore atau Satanis atau pemuja setan beranggapan
bahwa keinginan tidak memiliki batasan. Paham mereka… manusia harus
kuat, bertenaga dan agresif untuk memusuhi kebenaran. Penganut Hardcore
sangat menyanjung pelaku dosa dan kejahatan. Oleh karena itu kelompok
ini memberi ruang yang luas kepada mereka yang ditolak oleh masyarakat,
seperti pelaku ajaran sesat dan pezina.
Varg Vikernes alias Count Grishnackh, tokoh Hardcore sekte Black Metal Burzum Norwegia, telah membakar 4 gereja berkata, “Sebenarnya
tidak perlu lagi disebut, bahwa tak satupun agama asing dapat diterima
di Eropa KAMI, baik itu Islam, Yahudi, atau Kristen dan segala
bentuknya”.
Banyak grup Hardcore, dengan berbagai aliran musik, hingga yang pop.
Seperti Metallica, Nirvana, Bio Hazard, Kiss, hingga Shinee Korea, Super
Junior dan lain-lain. Dari Indonesia seperti Burgerkill, Seringai dan
lain-lain. Yang menyedihkan, banyak grup band hardcore lokal, seperti
Cry dari Surabaya, yang kalau konser sambil memakan kucing hidup-hidup
di panggung (pengakuan sebuah grup band gothic ke saya). Di Malang, ada
sebuah band hardcore dari sebuah SMP, ketika pekan seni di sekolah,
mereka makan kelinci hidup-hidup di panggung! Dan masih banyak cerita
menjijikkan dan keji tentang hardcore.
Yang saya sedih, ternyata saya pernah menemui putra beberapa aktivis
dakwah, yang ikut hardcore. Padahal, saya yakin, orangtua mereka sudah
mendidik dengan baik. Tapi, bila anak kita tidak punya tsabat (keteguhan
diri), maka mudah terpengaruh. Padahal, sekali mereka masuk ke kelompok
mereka, mereka tidak akan keluar kecuali nyawanya yang keluar. Bila
anggota way of life (kader inti) ada yang taubat, maka dia akan diburu
hardcore se Indonesia untuk dibunuh. Saya dan sebuah masjid di Malang,
beberapa kali melindungi anak hardcore yang taubat, karena diburu
temannya.
Hardcore, dalam hirarki Zionis Internasional, adalah level terbawah
dari 33 level Zionis. Kalau level terbawahnya sudah seperti itu, maka
ritual level tertinggi, seperti Obama, Bush, Rothchild, Rockefeller dan
lainnya, jauh lebih mengerikan lagi tentunya. Tuhan mereka seperti
Trinitas dalam Nasrani, yakni Lucifer (Iblis) sebagai Allah Bapanya,
Baphomet (Dewa berkepala kambing) sebagai Yesus, dan Behemoth sebagai
Roh Kudusnya.
Kata ustadz Anis Matta, hari ini usia muda di Indonesia sekitar 62%
dari penduduk Indonesia. Tetapi, potensi sebesar ini, bila tidak
ditarbiyah, dibina, diarahkan dan dibimbing dengan agama sedari dini,
hanya akan menciptakan pasukan dajjal yang begitu besar. Setan sudah
lebih dahulu menangkap peluang ini, jauh lebih cepat dari kita.
Mari, semua kelompok dan ormas Islam di Indonesia, jangan bermusuhan,
mari bersatu, karena musuh kita sama, yakni pasukan Iblis, yaitu
hardcore!
Semoga Allah melindungi kita semua.