Home » » BUBUR AYAM SINGKONG SENSASI CETAR MEMBAHANA SEBAGAI INOVASI DIVERSIFIKASI PANGAN

BUBUR AYAM SINGKONG SENSASI CETAR MEMBAHANA SEBAGAI INOVASI DIVERSIFIKASI PANGAN



USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA



BUBUR AYAM SINGKONG SENSASI CETAR MEMBAHANA
SEBAGAI INOVASI DIVERSIFIKASI PANGAN


BIDANG KEGIATAN:
PKM KEWIRAUSAHAAN




Diusulkanoleh:



Lugito
Aditya Wahyu Nugraha
M. Rizki Zakaria

1114121122
1014051018
1114121123

Ketua
Anggota
Anggota

















UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013








BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar belakang masalah

Sarapan pagi merupakan suatu rutinitas Penduduk Indonesia. Tidak jarang sekali rutinitas ini di isi oleh hidangan-hidangan yang bersifat “makanan berat” padahal asupan yang baik pada saat memulai aktivitas yaitu asupan makanan yang mudah di cerna dan mengandung cukup gizi guna menunjang kemampuan dan ketahanan dalam berakttivitas. Bubur ayam merupakan salah satu dari berbagai macam masakan bubur yang ada di negara kita yang menjadi salah satu hidangan wajib pada saat sarapan pagi, sehingga permintaan konsumsi akan bubur ayam menjadi meningkat. Tekstur yang lembut inilah bubur resep MPASI sangat baik untuk dikonsumsi bagi orang-orang yang mempunyai masalah dengan alat pencernaannya termasuk bayi. Makanan ini seringkali dihidangkan dalam keadaan masih panas atau hangat bagi yang tidak menyukai makanan panas. Dinamakan bubur ayam karena buburnya di kombinasikan dengan ayam yang di olah sedemikian rupa.

Akan tetapi, pernahkah kita berfikir bahwa komponen pembuatan bubur ayam berupa nasi (beras) merupakan bahan pangan yang selalu menimbulkan permasalahan ketersediaan pangan yang sudah “mengoyot” dinegeri tercinta ini. Pemenuhan kebutuhan pangan penduduk merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, karena itu pertambahan penduduk yang cukup tinggi, peningkatan pendapatan perkapita, perubahan pola konsumsi masyarakat menuntut penyediaan dan keragaman pangan yang meningkat pula. Hal ini berarti bahwa diversifikasi pangan sangat diperlukan untuk mendukung pemantapan swasembada pangan.

Pada perkembangan terakhir, Departemen Pertanian mengupayakan percepatan diversifikasi pangan yang diharapkan tercapai pada tahun 2015 melalui dua tahap, yaitu Tahap I tahun 2007-2010 dan Tahap II tahun 2011-2015. Untuk kurun waktu tahun 2007-2010 kegiatan difokuskan kepada penciptaan pasar domestik untuk pangan olahan sumber karbohidrat nonberas, sayuran dan buah, serta pangan sumber protein nabati dan hewani melalui suatu kegiatan konstruksi sosial proses internalisasi diversifikasi konsumsi pangan yang dilaksanakan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pentingnya diversifikasi konsumsi pangan yang disertai dengan pengembangan sisi suplai aneka ragam pangan melalui pengembangan bisnis pangan. Kurun waktu 2010-2015 difokuskan pada penguatan kampanye nasional diversifikasi konsumsi dan pendidikan gizi seimbang di sekolah dan masyarakat sejak usia dini (Badan Ketahanan Pangan, 2006).

Jika ditinjau dari potensi sumberdaya wilayah, sumberdaya alam Indonesia memiliki potensi ketersediaan pangan yang beragam, dari satu wilayah  ke wilayah lainnya, baik bahan pangan sumber karbohidrat,  protein, lemak, vitamin maupun mineral.  Pangan sumber karbohidrat biasanya berasal dari serealia, umbi-umbian, dan buah-buahan. Salah satu bahan pangan yang dapat mengganti nilai esensial nasi adalah Singkong. Singkong atau ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%, karenanya merupakan sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein (Badan Litbang Pertanian, 2011).

1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.        Bagaimana cara mengolah singkong menjadi bahan pembuatan bubur ayam yang mempunyai rasa sensasi cetar membahana?
2.        Bagaimana cara memenuhi kebutuhan masyarakat akan bubur ayam singkong sebagai bahan diversifikasi pangan modern?
3.        Apakah keuntungan yang di dapat dari produk olahan bubur ayam rasa sensasi cetar membahana?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui pengolahan singkong menjadi bahan pembuatan bubur ayam yang mempunyai rasa sensasi cetar membahana.
2.      Mengetahui pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bubur ayam singkong sebagai bahan diversifikasi pangan modern.
3.      Mendapatkan profit (keuntungan) dari produk olahan bubur ayam rasa sensasi cetar membahana.
1.4 Luaran yang diharapkan
Penulis mengharapkan luaran dari usaha ini berupa suatu contoh inovasi bisnis yang dapat dikembangkan menjadi produk olahan pangan unggulan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat yang berorientasi diversifikasi pangan.
1.5 Kegunaan
Suatu bentuk embrio bisnis sebagai contoh pengembangan inovasi wirausahaan mahasiswa yang kreatif dan menguntungkan. Pada tahap pengembangan usaha lanjutan, produk dari usaha ini dapat didiversifikasi dengan memproduksi berbagai jenis produk atau bahan lainnya.

BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1  Deskripsi Produk
Bubur ayam singkong merupakan suatu produk olahan yang di kombinasikan dengan bahan pangan pengganti beras yaitu singkong. Hal ini di gunakan untuk mendukung program pemerintah yaitu diversifikasi pangan agar terbentuk suatu culture baru dalam memulai aktivitas baru yaitu sarapan pagi dengan bubur. Adapun rasa yang di tawarkan dari produk ini adalah memiliki rasa yang “Cetar Membahana” yaitu cita rasa khas dari bubur ini yaitu Pedas manis, Gurih Crunchy dan Pedas Crunchy. Produk ini di jual dengan harga Rp. 5.000,-/Mangkuk. Harga ini di nilai sangat layak dan terjangkau untuk mayoritas elemen masyarakat dan mahasiswa. Adapun bahan tambahan dalam Bubur ayam ini adalah adanya tambahan potongan bakso dan peningkatan jumlah kerupuk per mangkok sehingga dapat menimbulkan suasana menikmati bubur yang membahana.
2.2  Target Penjualan
Bulan pertama merupakan perkenalan produk kepada mahasiswa dan masyarakat serta merupakan proses analisis kelayakan usaha, bulan kedua mulai untuk memasarkan produk di sekitar bandar lampung kepada peternak kelinci, mahasiswa serta dosen peternakan. Setelah melihat perkembangan usaha yang cukup besar, promosi produk akan diperluas sampai daerah pringsewu, natar, Lampung Tengah hingga menjelajahi kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Selain itu kami juga memasarkan produk dalam jumlah banyak secara Online melalui Facebook, Twitter dan media sosial lainnya serta melalui pamflet dan leaflet yang dapat di sebar secara cepat dan efektif. Tetapi kami tetap melayani pemesanan produk dalam jumlah sedikit.
2.3  Keunggulan Produk
Adapun keunggulan dari produk olahan ini adalah :
1.      Bubur ayam yang kami buat terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat yaitu  singkong.
2.      Mempunyai kandungan gizi yang cukup baik.
3.      Sebagai bagian dari gerakan inovasi usaha dalam mendukung program diversifikasi pangan nasional.
4.      Kompetitor usaha yang belum banyak.
5.      Mempunyai sensasi atau cita rasa yang di sukai semua kalangan yaitu sensasi cetar membahana.
6.      Produk ini juga di jual dengan harga yang terjangkau bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.

2.4 Publikasi Produk
Publikasi atau promosi dilakukan dengan publikasi melalui leaflet/pamflet, melalui media sosial, maupun cetak. Adapaun kalimat promosi yang di tawarkan yaitu setiap pembelian 5 mangkuk Bubur ayam singkong akan mendapatkan potongan harga (discount) sebesar 10% dari harga total. Terdapat dua tahap strategi dalam pemasaran yang akan dilakukan, yaitu:
1. Tahap jangka pendek
Strategi awal penjualan yang akan kami lakukan yaitu dengan pendekatan awal dan sosialisasi produk kepada teman-teman mahasiswa dan civitas akademika kampus. Selain itu produk bubur ayam singkong ini akan dipasarkan dengan cara membuka stan (Outlet) penjualan di Pasar pasar tradisional dan modern, yang merupakan pasar harian yang ada di kota Bandar Lampung.
2. Tahap jangka panjang
Strategi penjualan dengan melakukan promosi melalui media sosial Online dan komunikasi publik untuk memberitahu maksud dan tujuan pembuatan produk “Bubur ayam singkong”. Dengan sasaran penjualan adalah mahasiswa dan masyarakat luas.
2.5  Strategi Penjualan
Penjualan yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan sistem satu pintu. Keluar masuknya produk hanya melalui pihak yang berwenang. Artinya, penjualan hanya boleh dilakukan oleh anggota tim PKM atau agen yang sudah dipilih oleh tim. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas bubur ayam singkong dan brand dari produk. Beberapa calon agen resmi tersebut, meliputi:
1.     Seluruh personal tim dari kelompok program ini
2.     Toko penjualan pakan ternak yang sudah ditentukan oleh kelompok.
Penjualan Bubur ayam singkong ini memiliki nilai lebih bagi penjualnya dan konsumennya. Bagi penjual profit yang diperoleh sangat menjanjikan untuk keberlangsungan usaha. Bagi konsumen, harga yang terjangkau mempermudah keterjangkauan harga pembelian dengan harga yang di tawarkan yaitu setiap pembelian 5 mangkuk Bubur ayam singkong akan mendapatkan potongan harga (discount) sebesar 10% dari harga total. Nilai tambah bagi penjual dan konsumen adalah ikut serta mengkampanyekan akan program pemerintah yaitu diversifikasi pangan.    
2.6 Pesaing dan Peluang Usaha
Pesaing utama dari produk “Bubur Ayam Singkong” ini adalah penjual Bubur Ayam yang ada di pasar. Kelebihan dari Produk bubur ayam singkong yang kami buat ini salah satunya adalah dibuat oleh mahasiswa disiplin ilmu sera memiliki network pasar yang luas, harga jual dibuat dengan harga relatif murah dan nutrisi yang tetap mencukupi. Sehingga menjadi nilai lebih dari kebanyakan produk Bubur ayam yang ada dipasaran.
2.7 Kegiatan Produksi
Adapun kegiatan produksi yang akan di terapkan dalam usaha Bubur ayam singkong sensasi cetar membahana adalah sebagai berikut :

2. Tahap produksi dengan menguji keberhasilan rasa dari 3 sensasi rasa yang ada dibuat
3. Analisis keuntungan, Publikasi dan evaluasi produk dan pelaporan
1. Persiapan Tempat, alat dan bahan produksi serta koordinasi tim usaha.

2.8 Analisis kelayakan usaha
Berikut adalah hasil analisis ekonomi kelayakan usaha bubur ayam singkong sensasi cetar membahana :
No.
Rincian Biaya
Jumlah
Harga Satuan
Total
Hasil Penjualan

1
Pedas Manis
30 x 30
Rp5.000
Rp4.500.000
2
Gurih Crunchy
25 x 30
Rp5.000
Rp3.750.000
3
Pedas Crunchy
25 x 30
Rp5.000
Rp3.750.000
Total Penerimaan
Rp12.000.000
Biaya Produksi
Rp4.490.000
Biaya Penyusutan
Rp33.402,78
Laba Per Bulan
Rp7.476.597
Biaya Variabel
Rp1.290.000



a. Analisis R/C Ratio

Analisi R/C ratio adalah untuk mengetahui perbandingan antara total penerimaan dengan biaya produksi yang dikeluarkan pada satu periode produksi yaitu empat bulan.

R/C      =  total penerimaan / biaya variabel + biaya tetap+biaya penyusutan
            = Rp12.000.000 / Rp4.490.000
            = 2,67

Perbandingan penerimaan dengan biaya adalah 2,67 artinya setiap mengeluarkan biaya Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,67 sehingga usaha ini efisien untuk dijalankan.

b. Analisis Payback Period

Estimasi jangka waktu pengembalian investasi usaha ini dapat ditunjukkan dengan menghitung nilai payback period. Payback period usaha :

Payback period           = Nilai investasi / Keuntungan per bulan
                                    = Rp4.490.000 / Rp7.476.597
                                    = 0,60 bulan

Dari hasil perhitungan payback period di atas, dihasilkan angka sebesar 0,60 bulan. Artinya, dalam jangka waktu 0,60 bulan modal ini akan kembali.

c. Break Event Point (BEP)
BEP dalam satu bulan dapat dihitung sebagi berikut:
BEP     = Biaya Tetap / 1-(Biaya variabel/harga jual produk)
                = Rp4.490.000 / 1-(Rp1.290.000/Rp.5.000)
            = Rp4.489.742
Berdasarkan hasil analisis ekonomi kelayakan usaha di atas, kami yakin dan optimis bahwa usaha yang akan kami kelola dapat berjalan dengan baik dan menguntungkan.
BAB III.  METODE PELAKSANAAN

3.1  Aspek Pemasaran
Promosi produk dmelalui media masa, media sosial (Facebook, Twitter, email),  pembuatan katalog produk, x-banner, Leaflet, brosur, membuka stan penjualan di pasar koga, blog pemasaran dan pemasaran secara langsung oleh anggota pelaksana (PKMK) di pasar, dinas peternakan, pusat peternakan dan di tempat-tempat keramaian.
Selain itu kami memberlakukan diskon 10% setiap pemmbelian Pellet 100 kg. Pellet dikemas dengan kemasan plastik dan diberi merk yang berisi informasi produk yang dijual.

3.1.Aspek Produksi
Bahan-bahan penyusun Pellet didapat dari sisa limbah dari warga sekitar Bandar Lampung ada yang dibeli dari pasar, dan dari sisa pabrik. Pellet yang kami produksi mempunyai kandungan protein 16-17 %, Serat kasar 12-14%, TDN 69 %, dan lemak 2 %. Setiap kgnya dijual dengan harga Rp. 5.500,00.

3.2.Aspek Keuangan
            Untuk mempermudah pendendalian keunangan kegiatan, kami menggunakan 2 macam pelaporan keuangan, yaitu penyusunan laporan bulanan dan pelaporan di akhir kegiatan ini.
Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut (tabel ini disajikan hanya dalam satu siklus produksi)
No
Pelaksanakaan Kegiatan
Bulan Ke-
I
II
III
IV
1
Persiapan
















2
Observasi tempat usaha dan pembelian bahan dan alat produksi
















3
Promosi
















4
Produksi
















5
Pemasaran
















6
Evaluasi penjualan
















7
Konsultasi
















8
Pelaporan

















 DOWNLOA WORL : http://www.4shared.com/rar/hkLrO66Oba/PKM_BUBUR_AYAM_SINGKONG.html

© 2015. Information Center - Template by Creating Website Modified by Blog Si Ryan
Proudly powered by Blogger